"Nabillaaa"
Usep masih muda usia dan belum berkeluarga. Ia berasal dari kampung. Menurut pengakuannya ia datang dari Cijulang, daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Ciamis. Ia mengembara di Kota Bandung ini. Berdagang baso dipilihnya setelah tak betah, keluar masuk bekerja di pabrik tekstil.
Pembawaannya yang periang dan "tak punya malu" pernah membuat kesel istriku, pelanggan setianya. Pasalnya, Usep menggoda Lenny adik iparku saat ia berkunjung ke rumah kami. Sejak itu Usep selalu menanyakan kabar Lenny. Isttiku menjawabnya acuh tak acuh. Ia belum siap bila takdir mengantarnya mendapat adik ipar pedagang Baso Malang, Mang Usep tea.
**
Sebelas tahun lamanya aku dan keluarga meninggalkan kompleks. Kami mencoba peruntungan di tempat baru. Kami berpindah ke Cimahi, kota yang berjarak 25 Km dari Bandung. Akan tetapi suratan takdir membawa kami kembali ke tempat lama. Kami datang lagi di kompleks perumahan dengan tukang basonya yang ngangenin, eh, nyebelin itu.
"Rumah kontrakan itu semua milik Usep, Neng", kata Ceu Yati tetangga depan rumah. Ia ngobrol dengan istriku di teras rumah. Mereka membicarakan Usep, pedagang baso laris itu.
Sejak kepindahan kami gerobak baso Usep bertambah banyak. Dari semula hanya satu bertambah menjadi dua. Bertambah lagi empat. Hingga akhirnya ia memiliki lima belas gerobak. Sejumlah kerabtnya dari kampung ia ajak turut berusaha di sini. Menjajakan baso yang ia buat ke berbagai lokasi.
Baso Usep berkembang pesat. Ia adalah contoh pedagang baso yang sukses meraup keuntungan yang besar. Kesuksesannya tergambar dari aset berupa rumah kontrakan puluhan pintu. Â Belum lagi belasan gerobak baso yang ia kelola.
Kesuksean pedagang baso yang semula hanya pemuda pedagang baso yang menjajakan dagangan orang lain ini tak terlepas dari cita rasanya yang lezat dan sedikit unik. Baso Usep tak beda dengan Baso Malang yang lain. Namun ia memberi sentuhan khas dalam baso racikannya.
Dalam semangkok baso Usep terdapat dua butir baso seukuran bola pingpong dan tiga butir baso yang lebih kecil. Dilengkapi dengan sebuah tahu goreng dan karoket, sejenis gorengan berbentuk silinder. Mie dan taoge serta sayuran hijau. Dengan susunan demikian baso Usep tidak membuat kenyang. Porsinya pas.
Dewasa ini orang menamakan baso sesuai dengan asal pedagang baso tersebut. Ada baso Solo, baso Wonogiri, baso Malang dan lainnya. Baso Usep mengaitkan diri pada kelompok baso Malang. Meski demikian Usep memodifikasi komposisi menunya. Pada kebanyakan pedagang baso Malang mereka tidak memberi tambahan sayur dan mie yang disediakan berukuran kecil yang dikemas dengan dibuat gulungan kecil. Usep "melabrak" pakem lama ini.