"Lany bukan jodoh yang dikirimkan Tuhan buat Fakhri"
Meski berat, hal itu aku sampaikan pada kedua orang tuaku. Aku sampaikan perasaan bersalah telah membuat mereka terluka. Keduanya berusaha untuk menerima takdir yang berlaku pada anaknya ini. Ayah menguatkanku. Ia menghibur,  bila semua ini terjadi karena kehendak-Nya jua. Kita, manusia, mesti menerima suratan takdir. Menjalani rencana yang  Allah SWT susun.
Kupandangi paras ayu di layar HP. Sebentuk keindahan yang menjadi cahaya mata ini, berbulan lamanya. Perlahan, photo itu kuhapus. Selamat jalan binar mata indah. Kau tercipta bukan untuku.
Lamunanku melayang jauh. Menyinggahi saat-saat pertemuan kami. Aku termenung sesaat pada kenangan di Caf Cisangkuy senja itu. Saat itu Lany tak memberiku anggukan. Mungkin tak akan pernah untuk selamanya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H