Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lembar Terakhir Adiku

2 Desember 2021   14:11 Diperbarui: 2 Desember 2021   14:27 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo diunduh dari Pixabay.com

Satu hari sang dokter mengirim video dalam status WhatsApp-nya tentang operasi pengangkatan kutil. Adiku menyambutnya dengan mengatakan bila hal serupa itu juga ia miliki. Dan singkat cerita sang dokter menyanggupi untuk menolongnya menghilangkan daging tumbuh itu. Dan pertemuan pun disepakati di tempat ia membuka praktik.

**

Pada hari yang ditentukan, adiku datang ke kliniknya. Menunggang motor kesayangan yang  ia pacu dengan cepat. Tak lama ia pun telah sampai di pelataran klinik. Dokter menyambutnya dengan ramah. Barisan gigi putihnya terlihat saat tersenyum, menambah kecantikannya. Ah, andai ia telah jadi istri adiku, tentu barisan gigi rapi itu makin sering kulihat.

"Selamat datang di klinik," sapanya.

"Silakan tuan menuju meja pendaftaran," candanya.

Adiku segera menuju tempat yang ia sebut. Tak lama berselang perawat datang menimbang badan dan mengukur tekanan darah. Berat tubuh adiku tujuh puluh lima kilo dua ons. Dan tensinya 120 per 80.

"Normal, pak" kata perawat. Tampak adiku tersenyum, dengan mimik sedikit heran. Biasanya jarum penunjuk tensi tak jauh beranjak dari angka 160. Adiku memang punya riwayat hypertensi.

Setelah peralatan tersedia, operasi pun berlangsung. Di ruangan, perawat sibuk menusuk kaki adiku dua kali dengan jarum suntik. Suntikan untuk memberi efek kebas, sejenis anestesi berdaya ringan. Dokter Tiara menanyainya sebelum gunting bedah memotong kutil yang tumbuh. "Apa masih merasakan sakit?" tanyanya, seraya menekan kaki dengan tangannya. Adiku menjawab tidak. Dan sreet...gunting bedahnya bekerja.

Tak lebih dari lima menit operasi pengangkatan kutil berlangsung. Daging sebesar biji kedelai itu telah terpisah dari tubuh. Bahagia rasanya hati ini, melihat adiku telah terbebas dari keganjilan itu. Keganjilan yang menumbuhkan rasa minder selama bertahun-tahun.

Tibalah saat akhir dari operasi yang dikenal dengan sebutan skin tag remover itu. Dokter Tiara hendak menjahit luka dengan dua atau tiga jahitan. Ia pun memerintahkan perawatnya untuk menjalankannya.

"Tapi dok, menjahit akan meninggakan bekas mengkerut," kata perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun