Dulu ada penampakan nyala api yang terbang dan menghinggapi pepohonan, ada sebuah pohon yang disebut Manawu'a Dan, Nyala api atau Lawl itu bertahan disitu sambal mengeluarkan suara, "Jangan ubah alat pengukur beras (Tumba)".
Ketika Afore atau Tumba tidak diubah maka kesuburan dan kesejahteraan akan tercipta bagi masyarakat itu sendiri. Pesta atau ritual Famadaya Harimao dilaksanakan 7 tahun sekali.
 Pengarahan Harimao diarak di negeri Maniaml peran Ere (Imam agama tradisional) sangat penting dalam ritual ini, karena merekalah yang menyampaikan doa-doa. Sebagai contoh, biarlah wabah penyakit lepas dari tengah-tengah masyarakat.
Pada akhirnya replika patung yang telah diarak keliling desa akan dibuang di jurang. Pembuangan patung replika harimau menandangan wabah penyakit di desa telah dibuang.
2. Tari Famaluaya
Tari yang tak kalah spektakuler menurut saya adalah Tari Famaluaya. Kata Famaluaya dalam pengertian di Nias bagian Selatan adalah sebuah bentuk gerakan selebrasi. Sebuah ekespresi untuk mengambarkan persatuan dan kesatuan. Tari Faluaya terdiri dari 40 orang, 60 orang dan bisa juga lebih, yang penting diperhatikan disini adalah barisan tersebut memiliki pertahanan, yang kuat dan kokoh.
Di dalam Tari Famaluaya terdapat tiga lapis penari, yaitu Tlunaroro atau istilah lain adalah satu-satu barisan itu memiliki makna dan pengertian tersendiri.
Pertama barisan paling kanan disebut barisan Hilisoaya,
Kedua, barisan tengah adalah barisan Boto Mbanua,
dan barisan sebelah kiri adalah barisan Amahurua.
Ketiga barisan itu terpatri di tombak yang bermata tiga (Toho Sitlu Ikhis)