Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Selayang Pandang Keindahan, Kekayaan Budaya, dan Kreatifitas Masyarakat Desa Wisata Hilisimaetano, Nias Selatan

12 November 2022   18:25 Diperbarui: 12 November 2022   18:43 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak ikut tampil dalam atraksi tari perang (dok.pribadi)

Dulunya perkampungan Hilisimaetan pernah diukur dari Bawagli Raya (Gerbang Selatan) ke Bawagli Lu (Gerbang utara) lebih 500 meter. Masyarakat di desa Hilisimatan pada umumnya berprofesi sebagai petani di sawah.


Sedangkan masyarakatnya mempunyai dua kasta yaitu:
(1) Kasta cendekiawan atau Si'ila, yang memiliki keahlian berfungsi untuk mendukung program pemerintah atau dari bangsawan atau Si'ulu.
(2) Kasta bangsawan atau Si'ulu.
(3) Kasta Sato atau Fa'banuasa yang merupakan masyakat kebanyakan.

Festival Kreatif Lokal
Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan dari Gunungsitoli dan mampir untuk ngopi di Pantai Sorake, saya akhirnya sampai di desa Hilisimaetan. Selama perjalanan dari Pantai Sorake ke desa wisata Hilisimaetan jalannya sangat mulus dan lebar dengan bentangan sawah dan pepohonan hijau di sebelah kanan dan kiri jalan. Dalam benak saya pantaslah desa ini dikatakan Desa Wisata Ramah Berkendara.

Setelah memarkir kendaraan di bawah pintu gerbang desa. Saya langsung melanjutkan perjalanan saya di lapangan desa Hilisimaetan. Yang sebelumnya saya harus melewati beberapa anak-tangga dengan dibagian kanan dan kiri terdapat patung yang menyerupai kepala naga. Pemuda/I di desa wisata ini sangatlah ramah dan menyambut setiap tamu yang datang.

Seorang anak ikut tampil dalam atraksi tari perang (dok.pribadi)
Seorang anak ikut tampil dalam atraksi tari perang (dok.pribadi)

Festival Kreatif Lokal atau Maniaml Fest 2022 dilaksanakan beberapa hari dengan mengundang beberapa artis lokal dan beberapa tari yang dibawakan oleh Pemuda/I dari desa Hilimodregeraya, desa Batusalawa, dan beberapa desa sekitar. Diantara beberapa tari yang ditampilkan, saat berada di desa Hilimaetan ada 2 tari yang membuat saya kagum melihatnya dan memaknai makna dibalik tari ini, yaitu:

1.Tari Famadaya Harimao

Tari Famadaya Harimao adalah sebuah tari yang sangat spektakuler menurut saya. Dimana beberapa penari pria membawa sebuah replika patung yang menyerupai harimau. Kemudian, patung tersebut diarak mengelilingi lapangan desa sambil para penari menyebut
syair-syair :

Ina...luae...ina he ....
No hoya... no hoya...zihn he.. he...okhta...
Maniaml...le ohekta... he Harimao...Sindruhu
Sihul...he oheta

Replika Patung Harimau yang diarak (IG. dok.pribadi)
Replika Patung Harimau yang diarak (IG. dok.pribadi)

Tari ini ini terinspirasi dari folk masyarakat desa Hilimaetan. Famadaya Harimao adalah sebuah ritual pada zaman dahulu dalam sejarahnya, Harimao ini sebelumnya bernama Lawl, Sebelum masuk agama masyarakat setempat bersandar kepada Lawl ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun