Diamkan selama tiga hari lalu baca. Tulisan itu mungkin terasa aneh atau bahkan tidak nyambung. Itulah bedanya berbicara dan menulis menurut pengalaman sendiri dan banyak kawan, nulis jauh lebih sulit dibandingkan ngomong. Bagaimana cara mengatasinya?
Coba perhatikan tulisan hasil transkrip pidato tadi. Coba benahi tulisan yang terasa aneh dan tidak nyambung itu dengan membubuhkan kata atau kalimat penghubung dan nyambung.Â
Setelah itu, kita coba baca ulang dan jadikan pedoman berlatih bicara. Pastikan intonasi dan nada serta pelafalan benar. Jadi, naskah yang baru ini sudah merupakan penyempurnaan dari versi omongan menjadi versi tulisan.
Selanjutnya berlatih, dengan berlatih, lama-lama akan ada peningkatan dan menjadi terbiasa. Dalam hal ini, akan semakin sempit gap/jurang/perbedaan antara bahasa tulisan dan lisan.Â
Selanjutnya, biasakan, ketika bicara, imajinasikan bahwa pembicaraan itu akan ditulis. Maka lama-lama di alam bawah sadar kita aka nada kendali. Saat berbicara, sebaiknya tidak hanya mengandalkan kualitas pada intonasi, gesture, mimik, dan bahasa tubuh lain tetapi juga pada susunan kata dalam kalimat.
Apakah melakukan hal yang saya ceritakan diatas mudah? Tentu saja tidak. Kalau mudah, tentu semua orang sudah bicara menulis dan berbicara dengan mengagumkan. Bagi saya, tidak simsalabim.Â
Yang ada adalah usaha untuk belajar dan mencoba. Secara praktis, kita bisa belajar dari orang-orang yang merupakan orang ulung atau presenter, seperti pidato Obama atau presenter kawakan Oprah Winfrey. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H