Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kisah S. Ramanujan, Seorang Anak Kampung yang Unjuk Gigi di Cambridge University

21 Juni 2019   21:12 Diperbarui: 23 Juni 2019   20:48 3668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak ada orang yang bodoh, yang ada orang malas yang tidak mau berusaha." Yohanes Surya

Bagaimana perasaan kamu, ketika ide, tubuh, dan hidup dalam kemiskinan? Tetapi kamu mempunyai pemikiran dan kepintaran sama dengan orang Inggris. Pasti putus asa!!!. Tapi ada yang berbeda, seperti kata pepatah, masih ada pelangi, setelah hujan.

Seperti itulah yang dialami oleh S. Ramanujan, seorang pemuda yang hidup di masa penjajahan Kerajaan Inggris. Yang mana kelak ia akan berhasil menemukan rumus matematika, yang digunakan untuk mencari lubang hitam (Blackhole) di angkasa luar. 

Karya penemuan Ramanujan tentang partisi sebanding dengan hasil penemuan Tenth Symphony Beethoven. Sayang untuk menulis berbagai rumus yang ada di atas kepalanya, ia tidak sanggup untuk membeli secarik kertas.

Halaman lantai rumah yang ada di depan kamar yang ia sewa digunakan untuk menulis rumus-rumus yang ada di atas kepalanya. Saat sudah selesai langsung terhapus. Begitu setiap hari terus menerus. Bukan hanya itu, dibalik usaha berpikir, memecahkan rumus dst. Ramanujan berusaha mencari pekerjaan, dan istri di kampung halaman. S. Ramanujan hanya seorang pengangguran yang mencoba peruntungan di Madras, India Selatan.

Mulai tahun 1757, India merupakan daerah jajahan India Britania melalui perusahaan East India Company (EIC). Selama berpuluh-puluh tahun Inggris menjajah India.

Saat itu, masyarakat India hidup dalam tekanan, semua yang berhubungan dengan usaha perdangan, seperti sutera, indigo, lada, kayu manis, dan rempah-rempah, dll dan pemerintahan diatur oleh EIC.

Pada tahun 1929, Kongres Nasional India mendeklarasikan kemerdekaan India. Kongres ini meminta rakyat untuk melakukan pembangkangan sipil dan melaksanakan instruksi kongres yang dikeluarkan dari waktu ke waktu sampai India mencapai kemerdekaan penuh pada tahun 1947.

Sebuah Kisah nyata

Kisah S. Ramanujan  adalah sebuah kisah nyata yang diangkat tahun 1920 dan difilmkan dengan judul The man who knew The Infinity (2016). Dulu, masyarakat Inggris dan India sulit memahami satu sama lain. Orang Inggris beranggapan orang India, orang yang tidak mampu secara pendidikan dan finansial. 

Keadaan sama saat zaman penjajahan Belanda di Indonesia, tapi perbedaan Bangsa Indonesia tidak belajar bahasa Belanda. Sementara, bangsa India menggunakan bangsa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa Hindi.

Setiap malam Ramanujan tetap memecahkan soal-soal matematika. Ia menulis di atas sebuah lantai rumah yang hanya berupa pasir, kemudian ia hapus. Begitu terus menerus. 

Rumus-rumus analisis matematika, teori bilangan, barisan tak hingga, dan pecahan berkelanjutan dan penemuan rumus partisi adalah beberapa rumus yang diciptakan oleh Ramanujun. Setiap malam ia terus coba dan coba.

Beruntung, ada seorang India yang memberikan ia pekerjaan sebagai seorang assisten hitung di sebuah perusahaan milik Inggris. Sempat direktur perusahaan merasa pisimis karena ia tidak mempunyai ijaZah. 

Beberapa hari setelah bekerja di tempat itu, ia berhasil membuktikan kepada assiten bahwa ia berhasil. Dalam menghitung, ia sama sekali tidak menggunakan alat hitung.

Setiap pagi sampai malam, Ramanujan bekerja kepada Sir Francis sebagai juru tulis di Departemen Akutansi. Selama bekerja kepada Sir Francis, seorang assisten Sir Francis menyarankan Ramanujan untuk mempublis rumus-rumus matematika yang ia tulis, agar ia tidak membawa hasil ciptaannya itu sampai mati. Dengan usul asisten inilah. Ramanujan mengirim surat kepada ahli matematika Universitas Cambridge, G.H. Hardy. 

Masih ada pelangi, setelah hujan

Atas saran dari assisten Sir Francis, S Ramanujan mengirimkan surat berupa rumus-rumus kepada G. H Hardy. Saat menerima surat ini G.H Hardy sempat tidak percaya, dengan isi surat itu. Karena alamat surat adalah sebuah kota kecil di India. Hardy berpikir ini pasti kerjaan Little Wood, seorang rekannya di Universitas Cambridge. Tapi, setelah ia menanyakan kepada Little Wood tentang isi surat tersebut. Little wood tidak pernah menulis surat itu dan mengerjai Hardy.

Lalu, G. H Hardy membalas surat Ramanujun untuk datang ke Inggris. Ramanujan sangat senang. Meskipun dengan berat hati istrinya mengizinkan ia untuk pergi. Masalah yang besar yang ia mulai hadapi, para professor yang tergabung dalam fellow Trinity College menganggap bahwa S. Ramanujan bodoh, karena ia berasal dari India.

Kepintaran Ramanujan yang ia dapatkan bukan dari sekolah, menjadi sebuah masalah besar. Beberapa rumus dan tahap demi tahap dalam dunia akademis, ia tidak dapat ikuti. Contoh, saat Ia sedang belajar tentang mata kuliah Kombinatorika (Cabang Matematika tentang objek khusus), sang profesor menghakimi S.Ramanujan tidak bisa menyelesaikan soal partisi. Ia mengatakan kepada Ramanujan dengan nada keras "Ramanujan orang sepertimu tidak bisa menyelesaikan soal ini. Lebih baik kamu pulang ke India". Tetapi dengan tegas Ramanujan mengatakan ia mampu mengerjakannya.

Setelah beberapa minggu mengerjakan soal partisi P= 20, Ramanujan berhasil mengerjakannya. Dan, ia membuktikan kepada Major Macmahon hasil yang ia dapat. Dan diluar dugaan hasil yang dikerjakan oleh Ramanujan dengan Major Macmahon hanya beda 2%.

Mengalami penyakit TBC

Cuaca yang dingin, faktor makanan, dan belajar terlalu keras menjadi Ramanujzn mulai lemah. Sehingga pada saat musim dingin, S. Ramanujan jatuh sakit. Ia didiagnosa terkena penyakit sesak nafas, rentan terinfeksi, dan TBC. Ia harus diopname di rumah sakit.

Berkat tenaga medis dan obat-obatan di Inggris S. Ramanujan berhasil sembuh. Selama berada di Rumah Sakit G.H Hardy bersama dengan Little Wood memperjuangkan karya S. Ramanujan. Akhirnya mereka berhasil. S. Ramanujan berhasil menjadi anggota Fellow Trinity College berkat karya tulisnya tentang Fungsi Elipstis dan Teori Bilangan.

S. Ramanajan  pun pulang di India dengan rasa bangga dengan membawa gelar Fellow Trinity College oleh karena karya tulisnya tentang Fungsi Elipstis dan Teori Bilangan. Setelah satu tahun tinggal di India bersama dengan istrinya, Ramanujan meninggal akibat penyakit yang ia derita kembali kumat.

Kehidupan yang tidak tentu

Kisah kehidupan S. Ramanujan penuh dengan perjuangan. Dari sebuah daerah yang tidak dikenal dan tidak memungkinkan seorang penemu hebat akan muncul di daerah ini menjadi mungkin. 

Perjuangan S. Ramanujan sangat patut untuk ditiru. Ia belajar keras setiap malam tanpa mengenal rasa lelah. Dan, terus mencari jawaban dari setiap soal yang diberikan oleh

G.H Hardy. Terkadang, ia juga harus menerima berbagai amarah dari dosen lain karena akibat pengetahuannya itu yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang sesuai tata perkuliahan.

Itulah S. Ramanujan, seorang yang sangat tekun dan berhasil membuktikan hasil karyanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun