Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kisah S. Ramanujan, Seorang Anak Kampung yang Unjuk Gigi di Cambridge University

21 Juni 2019   21:12 Diperbarui: 23 Juni 2019   20:48 3668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap malam Ramanujan tetap memecahkan soal-soal matematika. Ia menulis di atas sebuah lantai rumah yang hanya berupa pasir, kemudian ia hapus. Begitu terus menerus. 

Rumus-rumus analisis matematika, teori bilangan, barisan tak hingga, dan pecahan berkelanjutan dan penemuan rumus partisi adalah beberapa rumus yang diciptakan oleh Ramanujun. Setiap malam ia terus coba dan coba.

Beruntung, ada seorang India yang memberikan ia pekerjaan sebagai seorang assisten hitung di sebuah perusahaan milik Inggris. Sempat direktur perusahaan merasa pisimis karena ia tidak mempunyai ijaZah. 

Beberapa hari setelah bekerja di tempat itu, ia berhasil membuktikan kepada assiten bahwa ia berhasil. Dalam menghitung, ia sama sekali tidak menggunakan alat hitung.

Setiap pagi sampai malam, Ramanujan bekerja kepada Sir Francis sebagai juru tulis di Departemen Akutansi. Selama bekerja kepada Sir Francis, seorang assisten Sir Francis menyarankan Ramanujan untuk mempublis rumus-rumus matematika yang ia tulis, agar ia tidak membawa hasil ciptaannya itu sampai mati. Dengan usul asisten inilah. Ramanujan mengirim surat kepada ahli matematika Universitas Cambridge, G.H. Hardy. 

Masih ada pelangi, setelah hujan

Atas saran dari assisten Sir Francis, S Ramanujan mengirimkan surat berupa rumus-rumus kepada G. H Hardy. Saat menerima surat ini G.H Hardy sempat tidak percaya, dengan isi surat itu. Karena alamat surat adalah sebuah kota kecil di India. Hardy berpikir ini pasti kerjaan Little Wood, seorang rekannya di Universitas Cambridge. Tapi, setelah ia menanyakan kepada Little Wood tentang isi surat tersebut. Little wood tidak pernah menulis surat itu dan mengerjai Hardy.

Lalu, G. H Hardy membalas surat Ramanujun untuk datang ke Inggris. Ramanujan sangat senang. Meskipun dengan berat hati istrinya mengizinkan ia untuk pergi. Masalah yang besar yang ia mulai hadapi, para professor yang tergabung dalam fellow Trinity College menganggap bahwa S. Ramanujan bodoh, karena ia berasal dari India.

Kepintaran Ramanujan yang ia dapatkan bukan dari sekolah, menjadi sebuah masalah besar. Beberapa rumus dan tahap demi tahap dalam dunia akademis, ia tidak dapat ikuti. Contoh, saat Ia sedang belajar tentang mata kuliah Kombinatorika (Cabang Matematika tentang objek khusus), sang profesor menghakimi S.Ramanujan tidak bisa menyelesaikan soal partisi. Ia mengatakan kepada Ramanujan dengan nada keras "Ramanujan orang sepertimu tidak bisa menyelesaikan soal ini. Lebih baik kamu pulang ke India". Tetapi dengan tegas Ramanujan mengatakan ia mampu mengerjakannya.

Setelah beberapa minggu mengerjakan soal partisi P= 20, Ramanujan berhasil mengerjakannya. Dan, ia membuktikan kepada Major Macmahon hasil yang ia dapat. Dan diluar dugaan hasil yang dikerjakan oleh Ramanujan dengan Major Macmahon hanya beda 2%.

Mengalami penyakit TBC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun