Kemampuan berbahasa Indonesia yang rendah, salah satu masalah yang dihadapi oleh para siswa sekolah dasar di Nias Barat. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam proses belajar dan semua materi pelajaran ditulis dengan  menggunakan bahasa Indonesia.Â
Dengan kemampuan bahasa Indonesia yang baik akan berdampak bagi kualitas pendidikan siswa. Â Karena kemampuan bahasa Indonesia yang kurang baik, banyak para siswa SD di Nias Barat yang tidak mengerti pelajaran, seperti yang dikatakan oleh Kistauli Marlina Sitanggang, guru Sekolah Dasar di SDN No. 078493 Fadorosifulubanua, "Kebanyakan siswa sekolah dasar masih kurang memahami bahasa Indonesia. Meskipun saya sudah mengulang beberapa kali materi pelajaran, mereka tetap tidak bisa memahaminya. Itulah salah satu permasalahan terbesar yang saya alami ketika mengajar."
Umumnya pada usia 7-12 tahun anak-anak memahami pelajaran dengan mudah. Berbeda dengan yang dialami oleh anak-anak Sekolah Dasar di Nias Barat mereka masih kesulitan memahami pelajaran yang diberikan guru dengan baik. Â Akibat dari kesulitan memahami mata pelajaran dengan baik berdampak pada SDM kab. Nias Barat secara umum.Â
Sekarang ini menurut data Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, tentang Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019. Kabupaten Nias Barat merupakan salah daerah yang termasuk dalam kategori 3T (Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Menurut Kepres nomor 131 tahun 2015, salah satu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu penentuan SDM berkualitas adalah tingkat pendidikan yang dimiliki oleh sebuah daerah.
Tingkat pendidikan sebuah daerah berkualitas salah satu dipengaruhi oleh sistem pembelajaran sekolah yang baik dan berkualitas. Di Kabupaten Nias Barat terdapat beberapa tingkat pendidikan sekolah, mulai dari Paud, TK, SD, SD, SMP, dan SMA. Tingkat pendidikan Sekolah Dasar, merupakan awal terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.Â
Menurut Badan Statistika Nias Barat Tingkat Partisipasi sekolah pada tahun 2016 untuk usia 7-12 tahun sebesar 97,38 %. Lebih lanjut menurut data Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat dalam buku Kabupaten Nias Barat Dalam Angka, jumlah sekolah dasar di Nias Barat ada sekitar 103 sekolah dengan rasio murid-guru 15,62 (hlm 102).
Beberapa bulan yang lalu, saya penasaran penyebab anak-anak tidak bisa mampu memahami pelajaran dengan baik. Karena rasa penasaran, saya membuat sebuah kuesioner dan dibagikan kepada guru-guru yang mengajar di SDN No. 078493 Fadoro Sifulu Banua, SDN No.0767716 Idohia, SDN No. 078138 Hilimbuasi, SDN No. 078493 Fadorosifulubanua, SDN No. 075059 Lasara Bagawu, SDN No. 071091 Sisobambowo, SDN No. 071088 Mazingo. Dari hasil pembagian kuesioner tersebut saya dapatkan adalah metode pengajaran  (94.4 %) yang baik, kemudian menyusul Keaktifan para siswa (85.5%), dan fasilitas dalam kelas (44.4 %).
Masih ada siswa yang belum memahami bahasa Indonesia
Masih banyak siswa Sekolah Dasar di Nias Barat belum mengerti bahasa Indonesia. Para guru yang dalam proses mengajar lebih banyak menggunakan metode ceramah ini kesulitan dalam mengajar para siswa Sekolah Dasar. Meskipun guru telah mengulang beberapa kali materi pelajaran, tetap para siswa tidak mampu memahami pelajaran. Begitu juga dengan materi yang ditulis oleh para guru di papan tulis.
Bosan dan Malas
Akibat fasilitas yang sangat minim para siswa bosan dalam kelas. Ketika proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, 2-3 orang siswa minta izin ke guru untuk ke kamar mandi. Selain itu, para siswa malas mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Salah satu penyebab para siswa malas mengerjakan tugas adalah siswa tidak memiliki buku-buku pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah pemerintah Kabupaten Nias Barat memberlakukan pendidikan gratis.Â
Para guru tidak diperbolehkan meminta uang fotokopi buku kepada para siswa, dan pihak dinas pendidikan juga tidak memberikan buku penunjang pelajaran secara gratis. Beberapa siswa sekolah dasar mendapatkan beasiswa pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), tetapi uang beasiswa tersebut tidak dipergunakan oleh orangtua siswa untuk membeli keperluan sekolah anak, tetapi menggunakan untuk membeli kebutuhan pokok.
Semoga kedepan pemerintah pusat dan daerah dapat turun tangan dalam membangun pendidikan di Nias Barat. Sehingga SDM Nias Barat dapat bersaing dengan daerah-daerah lain dan tentu bisa terlepas dari kategori daerah 3T.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H