Masih banyak siswa Sekolah Dasar di Nias Barat belum mengerti bahasa Indonesia. Para guru yang dalam proses mengajar lebih banyak menggunakan metode ceramah ini kesulitan dalam mengajar para siswa Sekolah Dasar. Meskipun guru telah mengulang beberapa kali materi pelajaran, tetap para siswa tidak mampu memahami pelajaran. Begitu juga dengan materi yang ditulis oleh para guru di papan tulis.
Bosan dan Malas
Akibat fasilitas yang sangat minim para siswa bosan dalam kelas. Ketika proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, 2-3 orang siswa minta izin ke guru untuk ke kamar mandi. Selain itu, para siswa malas mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Salah satu penyebab para siswa malas mengerjakan tugas adalah siswa tidak memiliki buku-buku pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah pemerintah Kabupaten Nias Barat memberlakukan pendidikan gratis.Â
Para guru tidak diperbolehkan meminta uang fotokopi buku kepada para siswa, dan pihak dinas pendidikan juga tidak memberikan buku penunjang pelajaran secara gratis. Beberapa siswa sekolah dasar mendapatkan beasiswa pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), tetapi uang beasiswa tersebut tidak dipergunakan oleh orangtua siswa untuk membeli keperluan sekolah anak, tetapi menggunakan untuk membeli kebutuhan pokok.
Semoga kedepan pemerintah pusat dan daerah dapat turun tangan dalam membangun pendidikan di Nias Barat. Sehingga SDM Nias Barat dapat bersaing dengan daerah-daerah lain dan tentu bisa terlepas dari kategori daerah 3T.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H