Oleh karenanya sebaiknya seorang orangtua menanamkan sikap menghargai kepada anaknya semenjak kecil. Contoh kecilnya orangtua melarang anak laki-lakinya masuk sembarangan ke kamar saudara perempuannya, menanamkan sikap menghargai dan menjaga antara anak sesama saudara.
Contoh lainnya adalah saat orangtua bersama dengan anaknya berpapasan dengan seorang kakek di jalan. Orangtua harus memberikan contoh dengan menyapa si kakek tersebut. Sehingga dengan melihat orangtuanya yang menghargai si kakek. Si anak akan meniru hal tersebut.
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa kesehatan reproduksi, dan mental remaja di Indonesia saat ini bisa dikatakan kurang baik. Oleh karenanya dalam menyelesaikan masalah tersebut tidak hanya bisa diselesaikan oleh lembaga pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Tetapi masalah kesehatan reproduksi dan mental remaja dapat diselesaikan atau setidaknya mengurangi dari tahun ke tahun dengan kerjasama berbagai pihak baik itu pemerintah, orangtua, guru, orang disekitar dan guru spiritual, dll. Meskipun tidak mudah. Jika dimulai dari sekarang dalam menyelesaikan tentang kesehatan reproduksi dan kenakalan remaja. Saya percaya 3-4 tahun kedepan mental remaja-remaja Indonesia menjadi lebih baik. Dengan dibuktikan tidak adanya tawuran antara pelajaran, pemerkosaan yang dilakukan oleh para remaja, begal yang dilakukan oleh remaja dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H