Mohon tunggu...
Iwal Falo
Iwal Falo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan siapa-siapa, hanya berusaha menjadi yang terbaik

Menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendadak Jadi Guru Gara-gara Corona

12 Juni 2020   20:20 Diperbarui: 12 Juni 2020   20:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda halnya ketika mendampingi putri keduaku yang sedang di TK untuk belajar dari rumah. Hal ini saya rasakan sebelum memulai kegiatan belajar. Yang mana mengajak anak TK agar mau belajar ternyata lebih rumit dari pada mengajak anak SD, mengajak anak TK untuk mau belajar lebih rumit dari materi pembelajaran itu sendiri. Apalagi ketika dia sedang asyik bermain atau menonton televisi.

Berbagai cara harus ditempuh untuk merayu atau membujuk anak TK agar mau belajar. Kadang sampai menyerah dan tidak mau mengajaknya untuk belajar lagi hingga mengancam untuk mengulang di TK bila malas belajar, hehehehe.

Artinya mengajak anak TK untuk belajar lebih rumit dari materi itu sendiri dan memakan waktu berjam – jam hingga dia mau untuk mengerjakan tugasnya. Saat dia sudah memiliki kemauan untuk belajar, saya harus memulainya dengan latihan awal sebelum divideo dan difoto untuk dikirim ke Whatsapp grup Bimbel TK. Itu merupakan pengalaman yang saya sendiri alami selama 3 (tiga) bulan lebih menjadi guru bagi anak sendiri. Walaupun begitu, sebagai orang tua harus tetap sabar, tekun, semangat dalam membimbing agar anak mau belajar.   

Hal lain yang turut mempengaruhi turunnya minat belajar anak adalah kelamaan stay at home, rindu ke sekolah, rindu bertemu teman – teman. Lebih gawat lagi bila anak tidak mau atau ngambek saat akan belajar karena dia tahu bahwa yang mengajari, mendampingi dan mengawasinya adalah orang tuanya yang mendadak jadi guru karena corona.

Selain sisi negatif di atas, ada pula sisi positif ketika menjadi guru untuk anak sendiri selama proses pembelajaran berlangsung dari rumah yakni : setiap pagi orang tua tidak direpotkan dengan mempersiapkan anak ke sekolah, pengeluaran untuk jajan di sekolah menjadi nol rupiah. Selain itu dengan belajar bersama anak, orang tua dapat mengetahui kemampuan anak dalam penguasaan materi pembelajaran. Sisi positif lainnya, saat anak mengerjakan tugas dengan baik dan benar,  sebagai orang tua ada perasaan puas dan bangga atas hasil kerja si anak.

Rupanya setiap orang tua perlu menyadari sepenuhnya apa yang pernah diutarakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara bahwa “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah. Pendidikan tak berhenti di bangunan sekolah saja, tapi juga di rumah, di jalan dan di mana – mana”. Demikian pula dalam diri anak – anak perlu ditanamkan semangat untuk menjadi guru dan belajar di mana saja, belajar tidak harus di sekolah.

Saat ini, kita telah memasuki era Kenormalan Baru atau bahasa kerennya New Normal yang pada prinsipnya mengharapkan masyarakat untuk hidup berdampingan dengan Corona. Kita berharap, semoga kita masyarakat Indonesia dapat beraktivitas kembali seperti sebelum pandemi COVID dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan anjuran dari pemerintah agar mata rantai penularan Corona dapat dikendalikan. 

SALAM...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun