Mohon tunggu...
Iwal Falo
Iwal Falo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan siapa-siapa, hanya berusaha menjadi yang terbaik

Menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendadak Jadi Guru Gara-gara Corona

12 Juni 2020   20:20 Diperbarui: 12 Juni 2020   20:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak Virus Corona – 19 menjadi pandemi global, Pemerintah Republik Indonesia merespon dengan mengeluarkan berbagai langkah antisipasi dan kebijakan yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Di antaranya : social distancing, physical distancing, stay at home hingga kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.

Sama seperti daerah – daerah lain di Indonesia, di daerahku Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pun menjalankan kebijakan – kebijakan serupa guna menghambat dan menghentikan penyebaran COVID – 19. Meskipun sampai dengan saat ini daerahku TTU masih berstatus zona hijau namun tetap menjalankan kebijakan pemerintah pusat dan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan COVID – 19.    

Penerapan kebijakan – kebijakan di atas berdampak pada terhentinya aktivitas masyarakat di luar rumah. Aktivitas – aktivitas utama seperti dalam bidang ekonomi, pendidikan dan keagamaan pun hanya bisa dilakukan dari rumah. Ya, bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah dari rumah.

Menurutku, bekerja dari rumah dan beribadah dari rumah merupakan hal yang kurang membebani karena kedua kegiatan tersebut bisa dijalankan dengan mudah. Yang terasa paling berat adalah aktivitas belajar dari rumah bagi anak – anak. Mengapa? Dengan belajar dari rumah, otomatis peran guru berpindah kepada orang tua.

Orang tua harus menjadi guru bagi anak dalam hal menjelaskan materi pembelajaran, mengawasi anak selama proses pembelajaran dari rumah. Tak peduli apa latar belakang pendidikan dan profesinya. Pokoknya harus bisa membantu anak dan mencari cara yang tepat agar anak dapat belajar dari rumah. Lebih repot lagi bila dalam satu keluarga terdapat lebih dari satu anak sekolah. Padahal orang tua sendiri sudah memiliki banyak kegiatan yang harus dikerjakan.

Saya sendiri mengalaminya. Kami memiliki 2 (dua) orang putri yang sedang bersekolah dengan tingkat pendidikan yang berbeda – beda. Yang pertama duduk di kelas 5 SD sedangkan putri kedua sedang duduk di bangku TK.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Menjadi guru untuk putri pertamaku yang duduk di bangku SD lebih mudah ketimbang menjadi guru untuk putri keduaku yang masih TK. Lebih mudah mengajak putri pertamaku untuk belajar dan menjelaskan materi dari sekolah meskipun kadang ada rewelnya tapi paling sebentar.

Hal paling menyulitkan yang kurasakan adalah ketika membantunya menyelesaikan tugas Matematika. Maklum, basic saya bukan itu juga, ditambah lagi mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang paling sulit dan membosankan bagiku selama masih sekolah. Untuk itu saya sering menghubungi tantanya/bibinya yang kebetulan mengambil jurusan Matematika ketika kuliah guna membantu menyelesaikan tugas Matematika.

Walau demikian, tidak ada kendala dan hambatan yang berarti bagiku untuk menjadi guru bagi putri pertamaku. Selain meminta bantuan dari keluarga, ada juga om Google yang selalu siap membantu.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun