Mohon tunggu...
Ivy Vania Ariany
Ivy Vania Ariany Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kesehatan, Gaya Hidup

Seorang dokter gigi, hobi berbagi ilmu kesehatan dan gaya hidup. Free konsultasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mitos atau Fakta: Cabut Gigi Menyebabkan Buta?

22 Januari 2021   17:46 Diperbarui: 22 Januari 2021   18:06 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gigi dari rahang atas yang pernah saya cabut  (data pribadi)

"Dok, saya ga mau cabut gigi di rahang atas. Saya dengar-dengar bisa bikin buta," begitulah ujar salah satu pasien yang sempat saya tangani. Dan setelah saya iseng bertanya ke teman-teman dan keluarga, sebagian besar memang percaya akan hal itu. Mayoritas masih mempercayai bahwa haram mencabut gigi pada rahang atas karena  dengar-dengar bisa menyebabkan buta.

Sebelumnya, mari kita bahas terlebih dahulu proses pencabutan gigi

Pertama-tama dokter akan menyuntik daerah gusi disekitar gigi yang ingin dicabut. Kemudian dokter menunggu selama beberapa menit hingga pasien merasa baal pada daerah penyuntikan. Jika sudah terasa baal, barulah dokter melakukan pencabutan gigi.

Gangguan pada mata bukan terjadi pada saat pencabutan, tetapi paska dilakukannya penyuntikan.

Gangguan pada mata paska penyuntikan biasanya adalah gambaran berbayang (diplopia) mata juling (strabismus), penyempitan pupil mata (miosis), atau kebutaan.

Berikut ini proses secara sederhana bagaimana bahan suntik dapat mengganggu penglihatan
Gangguan pada mata disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya penyempitan, atau juga penyumbatan pada pembuluh darah mata oleh bahan suntik pada proses pencabutan gigi.

Penyempitan pada pembuluh darah mata disebabkan oleh bahan suntik, dimana bahan suntik ini awalnya ditujukan untuk syaraf gigi, tiba-tiba "merembes" ke pembuluh darah mata. Bahan suntik dapat "merembes" melalui syaraf, pembuluh darah, atau jaringan lainnya. Beberapa tanda terjadinya penyempitan syaraf diantaranya gangguan penglihatan, serta hilangnya refleks mata terhadap cahaya.

Sedangkan pada penyumbatan pembuluh darah mata dapat disebabkan oleh lemak, cairan, ataupun endapan kalsium. Bahan suntik yang telah disuntikan masuk ke dalam pembuluh darah mata akan membentuk suatu gumpalan yang kemudian menyumbat pembuluh darah mata.

Tetapi tenang saja gaes. Proses pencabutan gigi jarang sekali menyebabkan gangguan penglihatan, dan gangguannya bersifat sementara saja. 

Kemungkinan terjadinya gangguan pun hanya 1:1000. Artinya bila ada 1000 orang melakukan cabut gigi, maka hanya 1 orang yang mengalami gangguan penglihatan.

Malahan, perawatan gigi yang bisa menyebabkan iritasi mata umumnya bukan dari proses pencabutan gigi, tetapi dari proses perawatan gigi lainnya. Perawatan gigi lainnya seperti pengeburan gigi atau pembersihan karang gigi menimbulkan cipratan-cipratan kecil yang dapat masuk dan mengiritasi mata. Untuk menghindari iritasi mata pada perawatan gigi, pasien dianjurkan untuk menggunakan pelindung mata.

Jadi, apakah pencabutan gigi menyebabkan kebutaan? Itu hanyalah mitos belaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Oğurel, T., Onaran, Z., Oğurel, R., Örnek, N., Büyüktortop Gökçınar, N., & Örnek, K. (2014). Branch Retinal Artery Occlusion following Dental Extraction. Case Reports in Ophthalmological Medicine, 2014, 1–3.
2. Newadkar, U. R., Chaudhari, L., & Khalekar, Y. (2016). Myths and misconceptions in general public toward ocular complications followed by the removal of upper teeth. Journal of family medicine and primary care, 5(4), 785–788. https://doi.org/10.4103/2249-4863.201147
3. Steenen, S.A., Dubois, L., Saeed, P., Lange, J. (2012). Ophthalmologic complications after intraoral local anaesthesia: case report and review of literature. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol 2012; 113: e1-e5
4. Ekmekcioglu, H., & Unur, M. (2017). Eye-related trauma and infection in dentistry. Journal of Istanbul University Faculty of Dentistry, 51(3), 55–63.
5. Farrier, S. & Farrier, J. & Gilmour, A. (2006). Eye safety in operative dentistry - A study in general dental practice. British dental journal. 200. 218-23; discussion 208.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun