Akupunktur adalah pengobatan holistik, menyeluruh. Ia mengobati penyakit tidak hanya gejalanya saja. Tapi juga mencari akarnya dan mengobatinya. Meskipun WHO telah mengakui pengobatan akupunktur, akan tetapi masih saja banyak yang memandang sebelah mata pada pengobatan ini. Pengobatan akupunktur dengan ratusan titiknya yang terdapat dalam banyak meridian, dapat mengobati banyak penyakit.
Hal mana untuk pengobatannya, perlu banyak parameter untuk mendiagnosa penyakit pada pasien. Parameter pada pengobatan akupunktur sangat sederhana seperti misalnya denyut nadi, lidah, warna muka, kondisi saat itu, bentuk feses, nyeri tekan, apa yang dirasakan penderita, dll.Â
Dan dengan bantuan teori lima unsur, maka dapat dicari akar penyakitnya, organ apa yang harus diobati dan bagaimana cara pengobatannya. Akupunktur dapat digabungkan dengan pengobatan medis barat maupun fisioterapi. Dan hasilnya akan semakin efektif. Terapinya aman, sederhana dan tidak mahal. Tidak selalu juga harus dengan jarum. Bisa dengan laser, biji, pressure,dll.
Akupunktur itu menarik. Dapat digunakan saat emergency dengan fasilitas penunjang medik yang minim. Meskipun selalu dipandang sebelah mata dan menjadi pengobatan alternatif, tapi kemampuannya luar biasa.Â
Termasuk juga yang menghubungkannya dengan tahayul karena menggunakan teori lima unsur. Hmmm.. Itu bukan tahayul, tapi ilmu pengetahuan sederhana yang diambil oleh ahli-ahli di jaman dulu sebagai patokan. Sama saja dengan apa yang kita pelajari dalam Pramuka, bahwa jika burung, kupu-kupu terbang rendah maka itu berarti mau hujan.Â
Atau jika langit kemerahan atau gelap, artinya mau hujan. Sama seperti pembagian Yin-Yang. Mengapa punggung itu dianggap Yang? Karena saat menanam padi, punggunglah yang banyak terkena sinar matahari. Mengapa saat seseorang linu, dikatakan orang tersebut dalam kondisi Yin. Karena Yin lebih dekat dengan analogi lemah, dingin, gelap, pasif. Sedangkan Yang itu dianalogikan dengan panas, cahaya, keras, aktif. Sederhana, kan?Â
Orang zaman dahulu, pengetahuannya sudah luar biasa. Hanya saja mereka merumuskan dengan cara yang sederhana dan cara mereka masih diimplementasikan dalam pengobatan timur.
Akupunktur memang nampak seperti pengobatan yang sederhana, tapi kemampuannya juga luar biasa. Misalnya, pengobatan untuk frozen arm. Jika akupunkturis nya handal, maka tidak jarang saat masuk belum bisa mengangkat tangannya, akan tetapi begitu selesai diterapi, penderita sudah dapat langsung mengangkat tangannya kembali.Â
Atau untuk kasus pasien pasca kecelakaan, pernah saya temukan bahwa penglihatan pasien yang nyaris buta dan didiagnosa tidak dapat pulih kembali, dengan rutin akupunktur di akupunkturis tersebut, ia mulai dapat melihat kembali dan kini pasien tersebut sudah dapat kembali beraktifitas dengan baik.Â
Seperti halnya dengan kasus pasien dengan keluhan kesulitan berbicara karena bibirnya seperti mengatup dan badannya merasa ada kelemahan pada alat gerak, sudah berobat kemana-mana tapi belum ada perkembangan baik.Â
Ternyata penyakitnya secara akupunktur, berhubungan dengan organ limpanya. Dimana ia baru saja mengalami permasalahan berat dan itulah yang menekan kondisi limpanya. Limpa menguasai otot-otot dan alat gerak.Â
Kesedihan juga sangat berpengaruh pada limpa. Sehingga selain diobati organ limpanya, pasien juga diberikan pemahaman bahwa permasalahan itulah sumber penyakitnya, maka setelah pasien lebih ikhlas, lebih sabar dan semangat untuk sembuh, kondisinya berangsur-angsur baik.
Yang jadi masalah saat ini, banyak yang mengira bahwa pengobatan akupunktur dapat diresepkan atau disamaratakan dalam menangani suatu penyakit. Tidak. Akupunktur sebaiknya tidak diresepkan. Karena untuk setiap kali pengobatan/ terapinya, akupunkturis harus melihat kondisi pasien. Tidak bisa disamaratakan bahwa untuk sakit X, yang harus diambil adalah titik Y, Z misalnya.Â
Adapun penyebab penyakit ada bermacam-macam. Ada yang karena angin, ada yang karena psikosomatis, ada yang karena makanan, karena gaya hidup, dll. Berapa menit penusukannya? Titik-titik mana yang tidak boleh di ambil saat kondisi tersebut?Â
Haruskah menggunakan elektrostimulator? Dan lain sebagainya. Bahkan untuk menterapi pasien yang sama dengan penyakit yang sama, terkadang titik-titik yang harus diambil tidak sama persis seperti terapi sebelumnya dan dengan melihat kondisi serta penyakit pasien barulah bisa diketahui apa saja titik yang harus dilemahkan atau dikuatkan, berapa lama penusukan, dll. Jadi, terapinya juga sangat personal, situasional dan kasuistis. Harus melihat kondisi terkini pasien saat diterapi.
Banyak anak-anak autis yang terbantu dengan akupunktur. Perkembangan mereka menjadi lebih baik dengan terapi akupunktur. Demikian pula untuk pengobatan penyakit lainnya selain karena virus dan bakteri. Banyak penderita yang terbantu, terutama bagi penderita dengan keterbatasan biaya. Pengobatan yang berbiaya rendah tapi dengan hasil yang luar biasa.Â
Namun, sayangnya BPJS tidak memasukkan akupunktur dalam pengobatan yang dijamin. Mudah-mudahan tulisan ini dapat sedikit banyak membuka paradigma masyarakat tentang akupunktur dan menjadi bahan pemikiran pihak-pihak yang terkait untuk memasukkan akupunktur dalam pengobatan yang dijamin dengan BPJS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H