Mohon tunggu...
iva umu maghfiroh
iva umu maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

Saya adalah seorang perempuan yang gemar menulis dan ingin selalu berbagi kebahagiaan dengan siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Feminisme adalah Penyimpangan

19 Agustus 2024   22:52 Diperbarui: 19 Agustus 2024   23:24 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perlu diingat bahwasanya dalam sosiologi arti kata penyimpangan tidak selalu bermakna negatif sebagaimana yang selama ini dipikirkan oleh kebanyakan orang. Ada kalanya sebuah penyimpangan justru membawa ke arah yang lebih baik atau yang biasa disebut sebagai penyimpangan positif.

Dalam mempelajari penyimpangaan sosial kita perlu terlebih dahulu untuk melihat norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Di sini juga perlu ditekankan bahwa setiap masyarakat memiliki norma dan nilainya sendiri yang antara satu dengan yang lain bisa saja sangat berbeda.

Feminisme telah melanggar nilai dan norma agama di Indonesia

Berdasarkan paparan di atas tentu kita telah menyadari bahwasanya feminisme sendiri lahir dari keresahan perempuan pada konsep ketidakadilan gender. Yang bisa dianggap bahwasanya perempuan pada masa atau era tersebut mencoba melakukan perlawanan pada norma dan nilai masyarakat barat yang pada waktu itu menganggap perempuan sebagai manusia kelas sekian.

Namun, melabeli feminisme sebagai penyimpangan tanpa argumen yang jelas terlebih dilakukan oleh pengajar sosiologi itu sangat tidak bisa dibenarkan. Bagaimana mungkin seorang guru justru mengerdilkan apa yang sedang dia ajarkan kepada siswa-siswanya?

Apabila seorang guru tidak setuju pada salah satu ide atau cabang dalam feminisme bukan berarti dia lantas diizinkan untuk menghakimi feminisme secara keseluruhan.

Feminisme membuat perempuan memasang standar tinggi pada konten di media

Jikalau dikatakan bahwa feminisme telah membuat perempuan takut menikah, perlu diulik kembali lebih dalam mengapa hal tersebut dapat terjadi. Mungkinkah karena feminisme atau ada kondisi lain yang melandasinya?

Pun memang kita tidak memungkiri bahwa di media sosial sekarang ada banyak orang memanfaatkan nama feminisme demi keuntungan pribadi, tetapi jelas bahwa ini bukan kesalahan feminisme itu sendiri. Layaknya kapitalisme dan isme-isme lain, kesuksesan dan kegagalan feminisme bisa dipengaruhi oleh banyak faktor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun