7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Dalam surat ini Allah menerangkan bahwa ajaran Muhammad s.a.w. adalah ajaran yang benar dan agama yang dibawanya adalah agama yang lurus yang mencakup pokok-pokok ajaran yang dibawa nabi-nabi yang dahulu.
Kata yang digarisbawahi dan dicetak tebal ke tiga dalam Surat Al Bayyinah tersebut adalah kata menyembah. Yang diartikan menyembah ialah kata Arab liya'buduu yang arti sesungguhnya adalah 'ibadah' atau banyak-banyak berbuat baik dan menjauhi yang buruk dan yang jahat dengan ihlas karena Allah semata. Jadi, makna ayat ke lima surat tersebut yang pas ialah Perintah Allah di dalam agama yang lurus meliputi memurnikan tauhid, ibadah (berbuat baik dan menjauhi semua yang buruk dan jahat) secara ihlas karena Allah, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, yang harus dikerjakan secara ihlas pula, karena termasuk bagian dari ibadah.
Tentang sholat dan zakat meski merupakan salah satu bentuk ibadah, tapi perlu ditekankan tersendiri, karena keduanya tiang dan pondasi agama yang lurus. Bila orang hanya beriman, mengerjakan yang baik, meninggalkan yang buruk dan jahat, tetapi tidak mendirikan sholat dan menunaikan zakat, agamanya ibarat bangunan sangat tidak kokoh. Akan tetapi orang yang tidak sholat dan tidak zakat, tidak bisa disebut kafir (orang ingkar). Orang yang tidak sholat dan tidak zakat sebutannya orang fasik atau orang yang menganiaya diri sendiri, karena mengabaikan kebutuhan batinnya sendiri. Sedang orang kafir adalah orang yang dosanya komplit, yaitu tak beriman, tak berbuat baik untuk dirinya sendiri dan orang lain, dan sering berbuat buruk dan jahat pula.
Yang seperti itu sesungguhnya berlaku untuk semua orang, baik muslim maupun non-muslim. Sholat dan zakat sesungguhnya merupakan kewajiban di semua agama, mengikuti cara yang diajarkan nabi masing-masing. Di Al Quran Disebutkan bahwa, setiap umat memiliki nabi dari kalangan mereka sendiri dan pasti ada syariatnya. Hanya saja, karena berbeda bahasa dan istilah, maka seolah ada banyak agama. Apalagi, syariat Dibentuk Allah sesuai kebutuhan dan keperluan masing-masing umat. Tapi seiring dengan semakin membaurnya masyarakat dunia, maka agama yang universal, tak sempit, dan senantiasa cocok dengan kebutuhan dan keperluan segala jaman lah, yang akan terus bertahan hingga akhir jaman.
Agama seperti itu bisa lahir di mana saja, di kalangan suku apa saja, dengan nabi dari suku itu, dan menggunakan bahasa suku itu pula. Di mana saja, di kalangan suku apa saja, dan menggunakan bahasa apa saja, semua tergantung Kehendak dan Ketentuan Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Di manapun, suku apapun, siapapun, dan menggunakan bahasa apapun, yang jelas intinya adalah Allah pasti Menghendaki kebaikan dan keadilan bagi semua umatNya, maka DitetapkanNya aturan baik dan buruk supaya tak ada ketidakadilan, serta tetap ada keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat. Maka agama apapun, dari suku manapun, dan menggunakan bahasa apapun, yang intinya itu adalah agama yang pantas dipegang dan diterapkan umat manusia.
Tetapi soal mau memeluk agama itu atau tidak sepenuhnya terserah pada kesadaran dan kedewasaan berpikir orang itu sendiri. Jika mau tercipta kebaikan dan keadilan untuk diri sendiri dan semua, silahkan dipeluk dan diterapkan, kalau tidak, sudah pasti pihak yang dirugikan akan menolak bahkan memberontak, baik secara batin, terang-terangan, bahkan bisa secara berjamaah. Dan kalau menengok realita yang terjadi, semua agama perlahan-lahan, seiring dengan banyaknya penyesatan iblis dan setan, pasti memunculkan orang yang merasa dirugikan, sehingga ada penolakan dan pemberontakan.
Di antara semua agama, sangat sedikit yang mempunyai keterangan yang jelas dan lengkap, terjaga kemurniannya, dan telah terbukti bisa melampaui berbagai jaman. Salah satu agama yang seperti itu adalah agama Muslim yang lahir di tengah masyarakat terbelakang, tapi bisa membuat masyarakat itu jadi pemuka dunia. Agama itu tetap memiliki ajaran inti yang lengkap dan telah terbukti bisa membuat orang yang tak berpendidikan menjadi orang termulia di antara manusia. Sayangnya, agama itu tak dipertahankan kemurniannya oleh masyarakat di mana agama itu lahir, diterapkan secara apik dan luar biasa oleh orang barat, tetapi tidak dipeluk dan diakui, sedang oleh orang Indonesia banyak dipeluk, tetapi tidak dipahami betul secara mendalam, murni, dan konsekwen.
Di Indonesia, yang menjadi kendala utama hingga agama itu tak begitu bersinar seperi di Arab sebelum abad pertengahan dan di barat sejauh ini adalah kendala bahasa, kurang dipahami dengan benar dan mendalam, penerapannya kurang murni dan kurang konsekwen sesuai ilmu dan pemahaman yang benar, serta karena banyaknya agama yang masuk negeri ini. Beragamnya agama di negeri ini bukan masalah bagi Umat Muslim asal tetap fokus berpijak dan berpegang teguh pada agamanya; kemudian terus menggali ilmuNya dan tidak bersikap antipati pada agama lain, apalagi memusuhinya. Kalau soal penerapan yang murni dan konsekwen bukan berarti harus kaku dan fanatik yang diiringi kebanggaan palsu Yang penting jangan mencampur aduk ritual yang bisa memberati dan membingungkan diri sendiri.
Soal ilmu yang benar dan kendala bahasa, Umat Muslim perlu sekali terjemahan Al Quran yang bagus, akurat, dan obyektif, sebab sumber Ilmu Allah yang pasti terjaga dan cocok dengan segala jaman ada di situ. Namun sebelum itu, Soal istilah-istilah khusus yang sudah terlanjur tersebar di masyarakat, amat perlu diteliti dan dipahami dulu dengan betul agar tidak ngawur dan mudah memukul rata orang. Salah pengertian dan memukul rata bisa menyebabkan pertikaian dan permusuhan, juga bisa menyebabkan memperlakukan orang lain secara tidak adil.