Akan tetapi, soal siapa pemimpin DKI yang jadi nanti, masyarakat Jakarta sendirilah yang harus menentukan kekasih, kawan karib, pemimpin, penopang keadilan dan kesejahteraannya, serta pemuka dan wali mereka. Siapapun yang mereka pilih, sesungguhnya menunjukkan karakter dan pribadi mereka sendiri. Dan siapapun yang mereka pilih, hendaknya selalu dikawal dan dipantau terus jalannya kepemimpinannya, agar tidak terjadi penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Dan terakhir, soal kepentingan yang lebih besar, tentang adanya dugaan bercokolnya ekstrem kiri dan ekstrem kanan di negeri ini, baik di dalam pemerintahan maupun di masyarakat secara luas, kalau memang ada yang berindikasi mau mendirikan negara komunis atau negara Arab di negeri ini dan itu membahayakan keutuhan NKRI dan Pancasila, maka harus diredam dan cepat ditindak bila diperlukan.Â
Bagaimanapun juga, negeri ini telah Diridhoi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, sebagai NKRI dan Pancasila sebagai dasarnya. Dan NKRI dengan Pancasila sebagai dasar negara sudah jelas tidak bertentangan bahkan sejalan dengan kepercayaan dan aturan agama apapun. Karena itu, NKRI dan Pancasila adalah harga mati bagi bangsa dan negara ini.
Semoga tulisan ini jadi eksekusi yang pas dan tuntas untuk kasus penistaan agama yang masih bergulir, tetapi tertindih-tindih oleh kasus lainnya. Ayo kita jadikan basi trik politik menyelesaikan kasus dengan gelontoran kasus-kasus yang lain. Sudah saatnya orang Indonesia bisa menyelesaikan masalah dengan tuntas dan tak menyisakan masalah, apalagi menambah-nambah masalah. Jadi meskipun masalah di negeri ini banyak, tetapi harus tetap diurai tuntas dan jangan dicampur aduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H