Mohon tunggu...
Ivanpat
Ivanpat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Paling Keren

Merupakan mahasiswa sedang mendalami dunia perkuliahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pencemaran Makna Kebaya dalam Kasus "Kebaya Merah"

26 Desember 2022   16:22 Diperbarui: 26 Desember 2022   16:31 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penyimpangan itu berbentuk fetish dengan cosplay dengan menyerupai karakter di film maupun series. Di dalam kasus ini, terjadi cosplay para pelaku dengan memperagakan seorang customer dan seorang pegawai hotel. Kesalahan yang fatal dalam kasus ini, selain bertindak asusila di media sosial,  adalah mencemari nilai kebudayaan yang sudah lama dilestarikan dengan menggunakan pakaian tradisional. Anehnya, polisi menemukan 92 video yang sama dengan tema yang berbeda-beda.

Semenjak kasus ini diselidiki oleh pihak kepolisian, beberapa media menemukan fakta-fakta menarik yang berkaitan dengan para pelaku. Setelah melewati proses penangkapan, pihak kepolisian juga menemukan bahwa salah satu pelaku (AH) mengidap penyakit kepribadian ganda. Observasi kejiwaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian menemukan bahwa AH memiliki 31 kepribadian yang berbeda. 

Maka tidak heran, kalau kasus ini dilakukan oleh orang-orang yang mengalami gangguan kepribadian sehingga terjadi permasalahan yang begitu meluas. Karena tidak hanya berbau pornografi saja, melainkan pencemaran nilai moral dan nilai kebudayaan. 

Pencemaran Nilai Kebaya dalam Kasus "Kebaya Merah"

Permasalahan dalam kasus Kebaya Merah sebenarnya tidak hanya isi kontennya saja, melainkan pencemaran nilai kebudayaan dari penggunaan kebaya. Kebaya yang digunakan dalam konten ini dapat mempengaruhi makna kebaya sehingga mampu menimbulkan konotasi yang buruk. Bisa dikatakan, warganet pun menyukai mengasosiasikan penggunaan kebaya dengan kasus ini. 

Dalam perspektif ilmu komunikasi, video ini dapat dikategorikan sebagai pesan yang bisa membahayakan masyarakat. Selain itu, adegan yang ditunjukkan menandakan adanya perilaku hominis. Actus hominis adalah perbuatan manusia yang juga dilakukan oleh binatang. Tindakan ini menjadi khas manusiawi (actus humanus), jika dilandasi oleh kesadaran moral (moralitas). Namun, apabila tidak terjadi kesadaran moral, maka manusia sama seperti hewan. 

Actus homini ini bisa juga dikarenakan gangguan otak yang tidak bisa mengontrol pikiran maupun perilaku nafsu kehewanan. Dengan gangguan otak dan adanya eksploitasi gangguan kepribadian, maka terjadilah persebaran ideologi yang tidak manusiawi melalui video tersebut. Kebaya adalah hasil dampak yang diberikan dari persebaran ideologi tersebut. 

Maka dari itu, permasalahan yang disebabkan oleh kemajuan memang tidak bisa kita hentikan. Namun, kita bisa mencegahnya karena media sosial adalah tentang manusia. Dari perspektif kasus Kebaya Merah, apapun yang kita lakukan sangatlah berpengaruh kepada masyarakat. Karena mudahnya masyarakat untuk terpengaruh dari setiap hal yang ada di media sosial. Di sisi lain, masyarakat harus cerdas dalam mengamati sebuah fenomena permasalahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun