Mohon tunggu...
K IvannoAxel
K IvannoAxel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Have a nice day!

Hanya remaja biasa yang suka bercita cita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Friend Zone

5 April 2022   10:05 Diperbarui: 5 April 2022   10:21 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muka Litta yang muram beralih jadi heran dan kaget lantas ia menjawab 

"Hah? Kamu kenapa ga cerita-cerita ke aku Tom, jujur aja kalo aku tau gini aku mendukungmu walau hati kecilku pasti ga rela" lantas aku menjawab

"Aku lagi nyari waktu yang tepat Lit, ini juga yang baru tau keluargaku doang" jawabku.

"Ya sudah Tom aku tetap mendukungku tetapi lebih baik kalo kita ngga usah kontakan lagi aja dari pada kamu keganggu dan aku juga ngga nyaman" jawabnya sambil pergi meninggalkan kafe, aku hanya bisa melihat punggungnya yang mulai menghilang dari kafe. Sebab aku tahu bahwa ini adalah kesalahanku sendiri. Sambil terdiam dan meratapi nasib aku meminta kepada pelayan tadi agar semua makanan dan minuman tadi dibungkus dan aku meminta notanya. Setelah masalah makanan dan minuman tadi beres aku pulang dengan perasaan yang hancur.

Sepanjang jalan aku hanya bisa meratapi nasibku dengan perasaan hancur aku mengendarai vespaku menuju rumah. Tapi untung saja aku masih bisa sampai di rumah dengan selamat padahal di sepanjang jalan aku sama sekali tidak fokus dalam berkendara. Sampai di rumah aku hanya menaruh bungkusan di meja makan dan langsung masuk ke kamar dengan mengabaikan pertanyaan dari ibu yang mulai bertanya-tanya ada apa denganku. Aku langsung merebahkan diriku di atas kasur dan mulai membuka galeri dimana tersimpan foto kami berdua dan fotonya sendiri. Secara tak sadar air mata mulai menetes dan mulai membasahi pipiku. Aku hanya bisa menatap langit-langit kamarku dan mengenang segala peristiwa bersama Litta.

Hari berganti hari, hidupku masih terasa hampa dan mulai tidak teratur dari yang awalnya jalan berduaan tiap hari, menjemputnya tiap pagi, dan chatting tiap hari sekarang tidak begitu. Kini aku hanya seorang mahasiswa dan bukan penulis lagi sebab aku sudah dipecat dari menjadi penulis koran sebab aku tidak mengirim cerita selama 2 minggu. Sekarang yang ada di hidupku hanya sunyi tanpa ada suara dan canda tawanya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun