Mohon tunggu...
Yunus SeptifanHarefa
Yunus SeptifanHarefa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Indah Tapi Tak Mudah

Berkarya untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Surat untuk Pak Mahfud MD

10 Agustus 2018   10:40 Diperbarui: 10 Agustus 2018   15:37 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahfud: Tokoh Bangsa

Saya senang sekali ketika mendengar nama Pak Mahfud diperhitungkan sebagai cawapres Pak Jokowi.  Apalagi,  kemarin (9 Agustus 2018), nama cawapres makin mengerucut kepada Pak Mahfud.  

"Wah,  orang ini memang cocok jadi pemimpin", itu pikirku.

Menurut saya sedikit orang yang mempunyai pengalaman sekomplit Pak Mahfud. Dari akademisi, penulis, dosen,  menteri,  anggota DPR, Ketua Mahkamah Konstitusi, dan menjadi anggota BPIP.

Selain integritas yang ditunjukkan dalam menjalankan semua tanggung jawab yang dipercayakan, Pak Mahfud memiliki tiga karakter yang saya kagumi, dan memang dibutuhkan oleh negeri ini.

Pertama, Pak Mahfud seorang yang bijaksana. Hal ini terlihat dari opini-opini yang disampaikan saat menanggapi masalah tertentu. Tajam bagi kedua pihak, tetapi tidak lupa untuk menyejukkan suasana. 

Kedua, Pak Mahfud seorang nasionalis-religius. Paham soal agama dan mengerti bagaimana cara negarawan bernegara, itulah karakter kuat yang muncul dari Pak Mahfud. 

Yang ketiga,  toleran. Di tengah kemajemukan yang ada, Pak Mahfud mengambil posisi tokoh yang toleran dan mengayomi semua golongan.

"Tepat untuk jadi cawapres", kataku.

Namun, harapan itu sirna,  saat mendengar deklarasi yang disampaikan oleh Pak Jokowi, bahwa cawapres bukan Pak Mahfud,  tetapi Pak Ma'ruf Amin.  

Tentu saja,  itu hak dari Presiden dan seluruh partai koalisi. Namun,   apapun alasannya,  bagi saya,  ini cukup mengejutkan.  

"Sudah 2 kali, Pak Mahfud dijadikan nominasi kuat sebagai cawapres, tapi dua kali juga tidak jadi. Hanya nyaris. Pertama di pemilu 2014 dan yang terakhir ini adalah menjelang pemilu 2019.

Kepada media,  Pak Mahfud mengatakan tidak kecewa, tetapi hanya terkejut.  Saya salut dengan respons itu Pak.  Itulah yang saya kagumi dari Bapak. 

Tetapi,  selanjutnya..... 

"Apakah yang akan dilakukan oleh Pak Mahfud,  setelah dua kali mendapat perlakuan yang sama". Apakah berbalik ke kubu sebelah?  Seperti pertama kali. Atau legowo menerima ini dan tetap mendukung Pak Jokowi?

"Hmm... Ini masih misteri, biarlah Pak Mahfud yang menentukannya"

Hanya, sebelum bapak memutuskan, ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada Pak Mahfud. Di mana pun posisi bapak nanti, "tetaplah menjadi Mahfud MD yang bijaksana." Indonesia membutuhkan Guru Bangsa, yang menjadi tempat bertanya bagi kawan ataupun lawan dan saya pikir itu adalah MAHFUD MD.

Salam dari anak bangsa,

Yunus Harefa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun