Mohon tunggu...
Muhammad Ivan
Muhammad Ivan Mohon Tunggu... Administrasi - PNS di Kemenko PMK

Sebagai abdi negara, menulis menjadi aktivitas yang membantu saya menajamkan analisa kebijakan publik. Saya bukan penulis, saya hanya berusaha menyebarkan perspektif saya tentang sesuatu hal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Langkah Membuat Kampus Berintegritas

21 Juli 2016   13:49 Diperbarui: 21 Juli 2016   13:52 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertama,integritas dosen ditentukan dari apa yang telah ia lakukan untuk pengembangan akademik, minimal mata kuliahnya. Referensi yang terus berubah menuntut dirinya untuk lebih banyak membaca scholarly books(jurnal) yang menyempurnakan teori-teori yang sudah tidak relevan lagi, dan lebih cerdas dalam menentukan tema yang seksis dan update sehingga dapat menyentuh nalar mahasiswa yang familiar dengan dunia internet.

Kedua,tugas perkuliahan sebaiknya memang tidak berhenti pada makalah. Seharusnya ada hal-hal empiris yang dapat menjadi acuan, seperti dengan observasi atau wawancara. Dialektika jangan sampai berhenti pada makalah, namun juga mampu mengekspose kepasitas kecerdasan sosial untuk menangkap isu-isu yang berkembang di masyarakat.

Ketiga,tidak semua mahasiswa melakukan plagiarisme. Di sini, tak penting lagi berapa jumlah halaman dalam sebuah penelitian/makalah, melainkan pada bagaimana mahasiswa mampu menganalisis antara isu dan teori yang berkaitan, dan bahkan mampu mengembangkan analisis yang berbeda dari teori yang bersebrangan dengan pemikirannya. Pemikiran tersebut menjadi sebuah embrio awal untuk memberi kadar kualitas pemikiran mahasiswa yang dapat mengeliminir kemungkinan adanya unsur plagiarisme.

Keempat,  tradisi berwacana dalam kehidupan akademik adalah sebuah keniscayaan. Kebiasaan berdiskusi akan menampilkan gagasan-gagasan hangat, dan membangun silaturahmi akademik yang mengedepankan kejujuran memberi stimulus untuk menjaga presisi bangunan intelektual agar lebih kokoh. Darisini, kebiasaan membaca dan menelaah sebuah buku, berita, kasus, dan ritme dari sebuah proses pengkajian akan memberikan kemampuan seseorang baik dosen atau mahasiswa dalam menghasilkan dialektika  yang mumpuni antara dosen-mahasiswa dan diperoleh dari proses berkelanjutan. Di UNJ, kolaborasi dosen-mahasiswa sudah dilakukan oleh pembantu rektor bidang akademik.

Kelima,perlu sanksi tegas dari institusi yang tak pandang bulu dan berlaku pula bagi alumni yang melakukan plagiarisme dengan mencabut ijazah sarjana/magister/doktoralnya. Namun ini harus diiringi pula dengan kajian yang berkait plagiarisme agar ada garis demarkasi yang jelas mana yang plagiat dan yang bukan. Kejujuran akademik yang ditumbuhkan ini tentunya dapat menjadi pesona perguruan tinggi dalam mempromosikan revolusi mental yang terkait dengan integritas, etos kerja, dan gotong royong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun