Surat Untuk Zayyin
: Bung Zayyin Achmad
Ingat ketika orasi
Tapi jarang tertawa
Hanya mengabdi kopi
Tersentuh harum entah dihirup pelan-pelan
Lalu seruput kopi yang enak
Tanpa tersisa biji-biji kopi
Surat untukmu
Dan sahabatmu yang setia
Tidak akan terhenti
Ketika tubuh harum
Entah kapan engkau berbau?
Bukan hanya biasa
Tapi hendak di pandang
Lalu berpuisi sesaat mungkin
Surabaya, 14 Maret 2017
***
Surat untuk Zayyin (II)
: Bung Zayyin Achmad
Pria mendaki gunung
Entah membaca apa yang engkau lakukan
Tapi ia terjerumus mimpi tanpa sebab
Terdapat kenangan yang sempat dipertanyakan
Apakah tanggal lahir disembunyikan?
Sayang orang tua tak tahu diketahui
Menangis ketika sempat melamun
Tapi andaikan mentari senja
Itulah fikiranmu yang suka berembun senja
Ia harus apalagi ketika hujan mengiringmu
Surabaya, 14 Maret 2017
 ***
Surat Untuk Zayyin (III)
: Bung Zayyin Achmad
Mimpi di desa sekitar
Begitu tidak tenang di sini
Di tengah keramaian selalu menatap seseorang
Betapa layang-layang dikagumi
Daripada gemuruh senja mencabit-cabit
Daun begitu lumpuh
Redupan nafas terus berhirup
Inilah kau diam dalam genggamannya
Sekiranya kenangan akan menghabisi liburmu
Riwayat ini termangu
Bendera tak bisa hilang seketika
Hanya membuka pintu terangmu
 Surabaya, 15 Maret 2017
 ***
Surat Untuk Zayyin (IV)
: Bung Zayyin Achmad
Menginjak gunung hanya setapak kaki di tanah
Serasa keringat mengujur wajah dan leher
Tiada satupun lelah sebelum menghela nafasmu
Bersenyap pada embun dingin
Tiada awan yang nemani
Perpaduan antara alam dan padiku
Sampailah langit Indonesia
Kibarlah setiap saat di setiap pesan terbaikmu
 Surabaya, 15 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H