Mohon tunggu...
Ivana Deva
Ivana Deva Mohon Tunggu... Mahasiswa - undergraduate literature student

Mengkhususkan penulisan konten di bidang humaniora dan (mungkin) sedikit tips investasi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Analisis Sosiolinguistik "Ngawur": Susahnya Bikin Padanan Kata ke dalam Bahasa Indonesia

6 Juli 2021   07:15 Diperbarui: 8 Juli 2021   16:49 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanggapi artikel menarik gubahan Inspirasiana yang amat menginspirasi, saya jadi pengin ngelawak. Iya, pengin l-a-w-a-k. PERINGATAN: tulisan ini bukan ranting (baca: rants a.k.a hujatan) atas artikel Inspirasiana. Maka, mohon dibaca dulu sampai habis.

Kalau teman-teman sudah membaca artikel Inspirasiana yang berjudul Apa Usulan Padanan Kata “Brace” dan “Hattrick” dalam Bahasa Indonesia?, maka kalian pasti mengerti arah pembicaraan saya. Yup, kali ini saya mau membahas (dan ngelawak) tentang alasan mengapa banyak kata-kata dalam bahasa asing— terutama bahasa Inggris— yang belum juga diciptakan padanannya?

Sejatinya, seyogyanya, sebetulnya, actually, and to be honest— jawaban atas pertanyaan tersebut hanya satu: tim penyusun KBBI juga kebingungan bikin padanannya!

... bercanda sayang /insert Keanu memes/

Nah, coba kita perhatikan dulu contoh kata-kata asing yang belum ada padanannya di bawah ini, ya! 

Foto: Beberapa Kata-kata Inggris yang Belum Ada Padanannya | Dok. pribadi
Foto: Beberapa Kata-kata Inggris yang Belum Ada Padanannya | Dok. pribadi

1. Kenapa Belum Ada Padanan Brace dan Hat-Trick, Apalagi Double Hat-Trick?

Secara harfiah, brace artinya dua gol yang diciptakan orang yang sama dalam satu permainan, sedangkan hat-trick bermakna triple gol oleh satu orang yang sama dalam satu permainan pula. Inspirasiana punya ide bagus dalam menciptakan istilah untuk brace dan hat-trick, yakni dwigol dan trigol yang diadaptasi dari bahasa Sansekerta.

Well done, Inspirasiana. Ironisnya, meskipun nantinya usul padanan tersebut betul-betul dimasukkan ke dalam KBBI, tetapi kata dwigol dan trigol — apalagi enam gol (double hat-trick)— tidak akan banyak berguna dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Loh, kenapa? Soalnya, pemain Indonesia jarang ada yang mencetak double hat-trick (per artikel ini ditulis) heheheh. Logikanya begini: Buat apa susah-susah memikirkan padanan kata asing kalau toh nantinya bakal jarang digunakan juga?

Mungkin, hal tersebut lah yang menjadi salah satu pertimbangan tim penyusun KBBI terkait alasan mengapa kata brace, hat-trick, apalagi double hat-trick belum juga masuk KBBI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun