Penyitaan ini bukan sekadar penghancuran material, tetapi juga penghancuran kehidupan. Selama 26 tahun, Andri tidak hanya kehilangan hartanya, tetapi juga masa produktif hidupnya. Seluruh energi, waktu, dan pikirannya terkuras untuk menghadapi kezaliman ini. Apa yang terjadi pada Andri Tedjadharma adalah bentuk nyata dari bagaimana sebuah sistem yang seharusnya melindungi warganya malah menjadi alat penindasan. Ia kehilangan kesempatan untuk hidup dengan damai, membangun keluarga, dan berkontribusi lebih besar untuk masyarakat.
Renungan untuk Negeri Ini
Kisah Andri Tedjadharma bukan sekadar cerita pribadi. Ini adalah gambaran nyata dari wajah buram hukum dan keadilan di Indonesia. Apakah kita akan terus membiarkan kezaliman seperti ini terjadi? Sampai kapan hukum menjadi alat yang memihak kekuasaan, bukan rakyat?
Perjuangan Andri Tedjadharma adalah perjuangan untuk seluruh rakyat Indonesia. Ia berdiri tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk memastikan bahwa di masa depan, tidak ada lagi yang menjadi korban dari ketidakadilan serupa.
Sudah saatnya kita bertanya: Apakah ini negeri yang kita impikan? Sebuah negeri di mana hukum melindungi, bukan melukai; di mana keadilan dirasakan, bukan dipermainkan. Jika tidak sekarang kita bersuara, lalu kapan lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H