Mohon tunggu...
Ival Maulana Alfath
Ival Maulana Alfath Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Film & Televisi Institut Seni Indonesia

Mahasiswa Seni yang hobi olahraga dan membaca dan suka membangun relasi

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kompang Melayu : Tradisi Seni Musik Yang Terus Bertahan

2 Januari 2025   19:22 Diperbarui: 2 Januari 2025   19:22 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kompang Melayu : Source: Media Indonesia.com)

(Saudara Hardi Wahyudi
(Saudara Hardi Wahyudi "yang berdiri" ketika mengajar Kompang)Lokasi : Anjung Seni Idrus Tintin, Pekanbaru.

Makna Simbolis Kompang

Dalam lanjutan wawancara dengan Hardi Wahyudi, Hardi melanjutkan bahwa kalau untuk simbolis kompang itu tergantung dari masyarakat itu sendiri, "Kalau saya selalu mengambil untuk wilayah realitasnya saja seperti simbolis di wilayah sosial, misal dalam acara perkawinan sebelum resepsi nya itu, biasanya ada bermain kompang dari jam 9 sampai sebelum subuh pada waktu dulu. Dari situ semua masyarakat berkumpul ada yang ikut bermain, ada yang rewang -- rewang, itu sudah menjadi bagian dari simbolis. Jadi begitu dengar bunyi kompang semua masyarakat langsung tau ada kegiatan ini, ada kegiatan itu, itulah simbolis yang saya ambil dari wilayah sosialnya".

Alat dan Teknik Bermain Kompang

 

            Dalam lanjutan wawancara, saya melanjutkan pertanyaan dengan menanyakah jenis kompang yang digunakan dalam pertunjukkan dan apakah jenis kompang tersebut memiliki fungsi yang berbeda? Saudara Hardi menjawab untuk kompang sendiri pada umumnya itu ketika di masa melayu itu ada dua jenis, yaitu kompang yang dimainkan secara duduk dan kompang yang dimainkan secara berdiri. Kompang yang dimainkan secara duduk ini biasanya dimainkan pada malam hari sebelum hari resepsi sambil melantunkan kitab Al -- berzanji itu, dimainkan mulai dari jam 9 malam sampai dengan jam 3 atau jam 4 sebelum subuh. Untuk kompang yang dimainkan secara berdiri, biasanya dimainkan ketika arakan atau iringan penganntin laki -- ke kediaman pengantin wanita, biasanya itu jaraknya minimal 1 km. Di beberapa daerah di Riau juga ada yang namanya kompang atraksi, kompang ini dikhususkan untuk pentas pertunjukkan, kadi kompang dimainkan dengan berdiri, bernyanyi dan sedikit ada koreografi yang membuat penampilan kompang menjadi atraktif. Sekarang pun kompang sudah masuk ke dalam musik kontemporer, atau untuk mengiringi persembahan tari juga banyak yang menggunakan kompang.

(Arsip Saudara Hardi Wahyudi Pentas Kompang Pada Opening Ceremony MTQ Tingkat Provinsi di Pekanbaru, 2018). Source Instagram: hardi_wahyudi
(Arsip Saudara Hardi Wahyudi Pentas Kompang Pada Opening Ceremony MTQ Tingkat Provinsi di Pekanbaru, 2018). Source Instagram: hardi_wahyudi

Peran Kompang dalam Upacara Tradisional

Dalam masyarakat Melayu, kompang bukan hanya sekadar alat musik, melainkan juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam berbagai acara dan perayaan. Beberapa peran penting kompang dalam budaya Melayu antara lain:

1. Pernikahan : Dalam acara pernikahan, kompang sering dimainkan sebagai pengiring masuknya pengantin. Bunyi kompang menjadi tanda kegembiraan dan doa untuk keberkahan dalam acara tersebut.

2. Hari Raya Islam : Kompang juga berperan penting dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Pada hari-hari istimewa ini, kompang dimainkan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun