Mohon tunggu...
Inosensius Gusti Wicaksono
Inosensius Gusti Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mas-mas biasa yang mulai mencoba untuk menulis, dimulai dari tugas-tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interaksionisme Simbolik Menurut George Herbert Mead

10 Oktober 2022   21:11 Diperbarui: 10 Oktober 2022   21:13 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: en.wikipedia.org

Kemampuan berpikir digunakan untuk mempelajari suatu simbol dan makna dalam interaksi sosial. Terdapat sebuah simbol dan makna tertentu di dalam masyarakat. Dalam memahami simbol dan makna tersebut, individu harus berinteraksi dengan masyarakat tersebut. interaksi sosial yang dilakukan memunculkan suatu pengetahuan baru bagi dirinya. Tanpa adanya interaksi sosial, individu tidak akan memahami simbol dan makna dari masyarakat tersebut.

Simbol dan makna di masyarakat menentukan tindakan lanjutan dari individu. Simbol dan makna yang ada di masyarakat sangat berkaitan dengan tindakan suatu individu. Jika di suatu masyarakat terdapat bendera kuning yang berarti ada orang meninggal, maka individu akan turut berduka. Namun ketika melihat janur kuning yang berarti ada acara pernikahan, maka individu akan bertindak sukacita dan turut berbahagia. Dari contoh tersebut, maka bisa diambil makna bahwa suatu simbol dan maknanya dapat memengaruhi suatu tindakan individu.

Manusia mampu mengubah suatu simbol dan makna berdasarkan sebuah tafsiran atas situasi saat itu. Ketika suatu kelompok sedang berkumpul untuk mengerjakan suatu tugass kelompok, maka makna awal dari perkumpulan tersebut adalah mengerjakan tugas. Namun ketika anggota kelompok malah asik sendiri bermain handphone, maka makna dari perkumpulan tersebut bisa berubah. Perkumpulan tersebut bisa dimaknai sebagai wadah untuk bermain bersama, bukan mengerjakan tugas. Contoh tersebut merupakan sebuah gambaran mengenai makna dan simbol yang bisa berubah, tergantung pada tafsiran situasi saat itu juga.

Manusia mampu memodifikasi sebuah kebijakan yang kemudian memengaruhi tindakannya. Ketika melihat simbol larangan, seringkali manusia malah melakukan larangan tersebut, yang paling umum adalah larangan membuang sampah. Seringkali terdapat ada tumpukan sampah di bawah simbol larangan membuang sampah. Hal tersebut merupakan sebuah tindakan yang didasari dari modifikasi makna simbol. Bisa jadi orang membuang sampah tersebut karena penasaran apa yang akan terjadi jika ia membuang sampah di sana, atau mungkin saja mereka membuang sampah di situ karena terpaksa. Dari contoh tersebut, kita mampu memahami apa arti dari modifikasi kebijakan yang memengaruhi tindakan selanjutnya.

Pola tindakan dan interaksi masyarakat akan membentuk sebuah kelompok. Adanya sebuah interaksi yang kuat antar individu memungkinkan munculnya sebuah kelompok dan masyarakat. Suatu individu yang sangat suka Pokemon bertemu dengan individu lain yang suka Pokemon, begitu terus sampai akhirnya terbentuk suatu kelompok penyuka Pokemon.

Pragmatisme dan Behaviorisme dalam Interaksionisme Simbolik

Pragmatisme

Realitas diciptakan dengan sebuah tindakan di dalam dunia nyata. Realitas tidak terjadi di dalam pikiran, melainkan di dalam dunia nyata yang bisa dilihat dan diamati oleh manusia.

Sebuah ingatan dan pengetahuan didasari oleh apa yang terjadi di dunia nyata dan terbukti berguna bagi manusia. Sebuah pengetahuan yang berguna bagi manusia akan terus digunakan oleh manusia, bahkan bisa saja dikembangkan lagi. Pengetahuan tersebut tentu ada di dunia nyata. Jika pengetahuan tersebut tidak nyata, tidak berguna, atau justru keduanya, maka pengetahuan tersebut akan ditinggalkan.

Manusia mendefinisikan objek sosial menurut kegunaannya. Manusia sudah membagi berbagai hal berdasarkan kegunaannya. Kursi digunakan untuk duduk, itulah alasan mengapa kita tidak menyebut kursi sebagai tempat tidur. Selain itu, fisik manusia juga sudah dibagi berdasarkan kegunaannya. Kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang, mulut untuk makan, dan hal-hal lain berdasarkan fungsinya yang menyebabkan tidak adanya kesalahan dalam pendefinisian.

Pemahaman individu didasari oleh perilaku di kenyataan. Semakin manusia mengalami peristiwa yang nyata, maka hal tersebut akan terus menguat di dalam pikiran. Dari situlah pada akhirnya terbentuk suatu pemahaman yang didasari oleh tindakan yang nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun