Georg Simmel merupakan salah satu pemikir sosiologi yang memberikan sumbangsih besar dalam perkembangan ilmu sosiologi di dunia, sama seperti tokoh besar sosiologi lainnya yaitu Karl Marx dan Max Weber. Simmel lahir di Berlin, 1 Maret 1858. Simmel menempuh pendidikan di Universitas Berlin pada 1876 dan mempelajar berbagai jenis ilmu pengetahuan, seperti psikologi, sejarah, filsafat, dan sosiologi itu sendiri. Pemikiran Simmel dituangkan kedalam sebuah buku yang sangat terkenal, yaitu The Philosophy of Money, yang keluar di sekitaran tahun 1900-an. Di dalam bukunya, Simmel menjelaskan mengenai uang, lebih tepatnya mengenai bagaimana konsep uang bekerja. Simmel meninggal pada 26 September 1918, di Starsbourg, Perancis.
Konsep Pemikiran Simmel
Simmel merupakan sosiolog yang dikenal karena kajian tentang ruang sosial. Menurutnya, di dalam ruang sosial itu terdapat berbagai macam proses produksi dan reproduksi yang bersumber dari dinamika di masyarakat. Simmel berusaha menjelaskan aspek relasionis yang menurutnya, hal tersebut merupakan ciri-ciri dari masyarakat. Simmel melihat bahwa sosiologi merupakan sebuah studi yang mempelajari bentuk-bentuk interaksi yang fokus juga kepada bentuk asosiasi. Asosiasi yang dimaksud oleh Simmel merupakan sebuah proses interaksi yang mana di dalam interaksi tersebut anggota masyarakat akan melebur, bekerja sama, melakukan kontak sosial, dan bergaul yang memunculkan penerimaan oleh anggota masyarakat setempat. Menurut Simmel, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan sebuah mekanisme dari reproduksi ruang sosial yang diciptakan di dalam lingkungan masyarakat, yang kemudian hal ini akan menjadi ciri khas masyarakat tersebut.
Simmel kemudian menyatakan bahwa proses dari asosiasi memiliki hal yang menjadi dasarnya, yaitu kebudayaan dan uang. Kebudayaan yang dimaksud oleh Simmel adalah tradisi di dalam masyarakat. Tradisi di suatu masyarakat akan berbeda dengan tradisi di masyarakat lain. Masyarakat a memiliki tradisi untuk mengadakan makan-makan jika lahir anak laki-laki, sedangkan masyarakat b memiliki tradisi untuk mengadakan makan-makan jika lahir anak perempuan. Hal ini yang kemudian menjadi dasar dari kebudayaan. Uang membentuk asosiasi di masyarakat melalui sebuah nilai transaksi dari proses interaksi antara anggota masyarakat di dalam sebuah ruang sosial itu sendiri.
Masyarakat, Ruang, dan Waktu menurut Simmel
Menurut Simmel, masyarakat bekerja di dalam kerangka ruang dan waktu. Maksudnya, masyarakat mampu beraktivitas, bersosialisasi, berasosiasi di sebuah daerah yang berbeda. Kerangka ruang sangat berhubungan erat dengan kedaerahan tertentu, kewilayahan tertentu, dan ciri dari masyarakat setempat. Sedangkan kerangka waktu berkaitan dengan periodesasi zaman. Simmel juga mengatakan bahwa dalam konteks individu, individu harus mampu mengerti bagaimana cara beradaptasi dengan ruang dan waktu di mana individu hidup. Simmel mengatakan bahwa masyarakat adalah sebuah bagian yang melekat di dalam totalitas, asosiasi, dan aktivitas pengalaman individu di masyarakat.
Simmel juga mengatakan bahwa aspek ruang dan waktu yang sudah ia jelaskan tadi merupakan sebuah fondasi dasar dalam pembangunan masyarakat (konstitutif). Hal ini disebabkan karena pengalaman aktor masyarakat dikonsepkan sebagai sebuah tindakan sosial yang kemudian hal tersebut disesuaikan dengan ruang dan waktu tempat aktor hidup. Selain bersifat konstitutif, aspek ruang dan waktu juga berkaitan dengan tindakan kumulatif di dalam diri individu. Aktor mengumpulkan pengalaman-pengalaman yang ia lalui, dan akhirnya akan diterapkan di kehidupan bermasyarakatnya. Pengalaman yang dilalui itu juga dipengaruhi oleh salah satu aspek yang disebut sebagai mediasi eksternal. Maksudnya, dalam pembangunan sebuah adaptasi dengan masyarakat, hal-hal yang sudah dilewati aktor akan menjadi sebuah pertimbangan baginya sebelum bertindak di masyarakat.
Terdapat 5 aspek dari ruang menurut Simmel.
1. Ekslusivitas
Setiap ruang di masyarakat memiliki ciri khas masing-masing. Hal ini disebabkan karena setiap ruang memiliki cara asosiasi yang berbeda, proses produksi yang berbeda, dan reproduksi yang berbeda antara satu bagian masyarakat dengan bagian masyarakat lainnya.
2. Adanya batasan
Pembatasan di dalam ruang menghasilkan sebuah unit di dalam ruang dan pembagian. Maksudnya adalah, di dalam ruang sosial akan terbagi lagi menjadi sebuah ruang-ruang sosial lainnya yang menjadi sebuah batas dalam ruang sosial yang besar. Sebagai contoh adalah lingkungan rw merupakan sebbuah ruang sosial yang kemudian terbagi menjadi beberapa rt. Rt tersebutlah yang dikatakan sebagai ruang sosial lain di dalam ruang sosial yang besar. Hal seperti ini juga terdapat di dalam lingkungan perkuliahan. Kelas Pendidikan Sosiologi 2021 memiliki siswa yang terbagi menjadi penonton drakor, penonton kartun, penonton serial televisi, dan penonton lainnya. Kelas sebagai ruang sosial terbagi lagi menjadi beberapa jenis ruang yang dikategorikan dari tontonan mereka.
3. Ketetapan bentuk-bentuk sosial
Sebuah ruang sosial memiliki ketetapan tujuan mengenai apa yang ingin dibangun di sana. Ketetapan tujuan tersebut memiliki aturan dan bahan perbincangan di dalamnya, sehingga pada akhirnya ruang sosial yang dibentuk ini menjadi dinamis.
4. Kedekatan dan jarak
Setiap aktor akan memiliki kedekatan dan juga jarak dengan ruangnya. Ketika aktor memiliki kedekatan dengan ruang, maka aktor akan memahami secara jelas ap aitu ruangnya. Sebaliknya, jika aktor tidak memahami ruangnya, maka akan ada jarak yang timbul karena ketidakpahaman akan ruangnya.
5. Mobilitas
Setiap ruang sosial akan bersifat dinamis, tidak stagnan. Ruang sosial akan terus berubah, sejalan dengan aktor yang membangun ruang tersebut.
(Sumber: Podcast Sosiologi Kopi, Pemikiran Georg Simmel)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H