Semakin besar dan tinggi suatu pohon, semakin besar pula angina menerpa, pohon akan sangat mudah tumbang bila tidak memiliki akar yang kuat atau batang yang kokoh. Agar pohon kuat dan batangnya hebat  maka penanaman pohon tersebut harus sedini dan serutin mungkin menjaga dan memelihara pohon, tidak dibiarkan tumbuh begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari sang penanam.
Begitu pula dengan kehidupan manusia, semakin tinggi nama seorang anak manusia maka semakin banyak ujian menerjang. Manusia akan "naik kelas" manakala ia mampu bertahan dan menghadapi gempuran-gempuran ujian kehidupan.
Himpitan ekonomi, diskriminasi, ketidakpedulian, kedzoliman, penindasan, merajalelanya kemungkaran dan berbagai ujian hidup lainnya adalah test bagi manusia untuk mendapatkan kelas yang layak di sisi Allah SWT. Tentunya semua ujian harus di hadapi dengan kesabaran dan keimanan kepada Allah SWT.
Baca juga: Dari Ibu, Aku Belajar untuk Selalu Tegar Kala Menghadapi Ujian Hidup
Ada banyak ujian yang Allah berikan kepada manusia, dari sekian banyak itu bias di sederhanakan ke dalam empat hal:
1. Ujian yang berbentuk perintah
Alasan Allah SWT, menciptakan manusia adalah semata-mata untuk beribadah, sejauh mana manusia bias mematuhi perintah Allah SWT, apakah ia sanggup melksanakan titah Allah sepanjang hidupnya atau tidak, apakah kita sebagai seorang  hambanya sanggup  untuk menggenggam dan melaksanakan titah Allah sepanjang hayat atau sebatas status KTP ajah, apakah kita sanggup melalui ujian itu?
Tengoklah ujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim As untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai. Ini adalah satu perintah yang betul-betul berat dan mungkin tidak masuk akal, bagaimana seorang bapak harus menyembelih anaknya yang sangat dicintai, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan apapun. Namun dengan segala ketabahan dan kesabaran keduanya, perintah yang sangat berat itupun dijalankannya tanpa keraguan sedikitpun.Â
Di sini terlihat bagaimana kualitas keimanan Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As yang benar-benar sudah tahan uji. Betapa Nabi Ibrahim memiliki maqam yang tinggi karena ujian keimana yang dihadapi begitu berat. "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata." (QS. Ash Shaffat:106).
2. Ujian yang berbentuk larangan
ujian ini seperti yang terjadi pada Nabi Yusuf As, yang diuji dengan seorang perempuan cantik, istri seorang pembesar Mesir yang mengajaknya berzina, dan kesempatan itu sudah sangat terbuka, ketika keduanya sudah tinggal berdua dirumah dan si perempuan itu telah mengunci seluruh pintu rumah.
Namun Nabi Yusuf AS mampu menjaga kehormatannya karena keimanannya kepada Allah. Sanggupkah kita sebagai seorang hamba untuk menjauhi semua larangan Allah? Untuk tidak meninggalkan sholat, untuk tidak mengenakan pakaian yang jauh dari kata islami? Dan lain sebagainya.
3.Ujian yang berbentuk musibah
Ingatkah kita dengan musibah yang pernah kita alami? Apa yang kita ucapkan? Apakah keluar dari mulut kita perkataan - perkataan tawakal atau sumpah serapah dan tidak menerima ujian dari Allah? Ketika salah seorang anggota keluarga kita pergi untuk selama-lamanya, apakah kita meyakini dan mengimani bahwa itu adalah kehendak Allah, ataukah kita terjerumus dalam adat jahiliyah atau mengutuk takdir?
Baca juga: Memang, Memaafkan adalah Ujian Hidup Paling Berat
Semua musibah yang menimpa manusia adalah ujian yang hakikatnya adalah kebaikan. Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: "barangsiapa yang Allah kehendaki suatu kebaikan maka dia akan menimpakan musibah baginya."
4.Ujian lewat tangan-tangan orang kafir dan musuh Islam
Seperti yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya terutama ketika berada di mekah. Nabi Muhammad dicaci, disiksa, diboikot, diisolir dan lain sebagainya. Adakah seorang perempuan yang mengalami hal semacam ini di tempat tinggalnya? Dijauhi dan tidak diakui oleh temannya karena sudah menutup aurat? Apakah setelah itu dia akan tetap istiqomah menjalankan syariat atau tidak mampu untuk menghadapi ujian? "sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian." (H.R At-Tirmidzi).
Semoga kita diberikan ketegaran, kesabaran, kekuatan, ketabahan dan keimanan dalam mengarungi segala macam ujian kehidupan, amin ya Allah. Dari berbagai sumber.
(Sulistiawati)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H