Seperti burung dalam sangkar
Sayap indahnya hanya mengibaskan debu-debu kurungannya
Ketiaknya gatal setiap ia mencoba mengepakkan sayap
Jiwanya mengharap bebas, tubuhnya menunggu masa tuaÂ
Seperti ikan dalam akuarium
Mondar-mandir dalam ruangan berdinding bening dengan lincahnya
Elok warnanya, mengandalkan sirip menuju dunia luas yang ia lihat dengan matanya
Hingga tersadar saat terjedot kaca, yang tak mungkin mampu dilewatinya
Fana...Â
Kemerdekaan yang fana...
Makna
Puisi ini menggambarkan situasi makhluk tak berdaya yang dibuat ketergantungan dengan bantuan layaknya hewan peliharaan.
Sementara pihak yang merasa berdaya hanya memandangnya sebagai hiburan, untuk memberi makan egonya dengan validasi sehingga dianggap berjasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H