Mohon tunggu...
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Itsbatun Najih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku Adalah Kamu Yang Lain

Mencoba menawarkan dan membagikan suatu hal yang dirasa 'penting'. Kalau 'tidak penting', biarkan keduanya menyampaikan kepentingannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Teriakan dari Pinggir Lapangan

17 Januari 2023   06:53 Diperbarui: 17 Januari 2023   06:57 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuturan sekaligus teriakan Coach Robert sayup-sayup berganti seperti nasihat orang tua kepada anak. Ya, dirinya mencoba melihat lebih dalam di balik fenomena sekaligus problem klasik tersebut. Dirinya menggali alasan serta musababnya. 

Para pemain yang kedapatan oleh dirinya bermain culas, tidak serta merta mutlak disalahkan. Mengapa pemain bola mau menerima tawaran kotor tersebut? Di sinilah rupanya peran penting seorang pelatih untuk sebisa mungkin menjalin kedekatan personal dengan semua pemain guna mengantisipasi penyakit sepak bola modern tersebut. Tak lupa, dirinya memberikan sebuah solusi untuk setidaknya meminimalisasi praktik pengaturan pertandingan; karena untuk menghapusnya, rasanya mustahil (hlm: 144).

sumber: rosda.co.id
sumber: rosda.co.id

Buku ini merupakan perwujudan epik nan monumental seorang Coach Robert selama lima puluh tahun berkiprah dalam sepak bola internasional. Tak berlebihan bila dirinya adalah sedikit pelatih yang teranggap seperti orang tua. Menganggap pertandingan adalah soal keseriusan sekaligus kehangatan. Salah satu gaya kepelatihan dirinya yang dikenal luas adalah melatih dengan kultur kekeluargaan. 

Para pelatih muda/yunior bisa menjadikan Coach Robert sebagai referensi bagaimana mendudukkan secara tepat pragmatisme (industri) bola, profesionalitas, dan lampauan (beyond) sepak bola itu sendiri.

Cukup menarik Coach Robert membincang imbas Covid-19 --atau yang serupa-- yang berinti mandeknya kompetisi liga beserta urusan ekonomi pemain, ofisial, dan manajemen klub. Pada sisi ini, dirinya mencoba memahami problem wabah tersebut dengan menawarkan sejumlah ide agar semua komponen sepak bola bisa tetap "hidup" dan bermain kembali.

Beyond sepak bola ala Coach Robert berlanjut kala dirinya menguar gaya dan filosofi kepelatihannya untuk bisa diterapkan pada kehidupan di luar sepak bola.  Manajemen melatih klub bola nyaris sama dengan manajemen diri pada kehidupan keseharian. Rumusan saban klub dan para pemainnya adalah berkompetisi, bersaing. Namun, bagi Coach Robet sebagai bagian dari beyond kepelatihannya, adalah mesti pula berlanjut pada tataran kolaborasi.

Persaingan/kompetisi sehat dalam sepak bola bakal berdampak langsung pada perwujudan adanya kolaborasi untuk bersama-sama menciptakan sebuah kompetisi sepak bola yang berkualitas. Baiknya sebuah kompetisi di ajang liga, menentukan mutu tim nasionalnya. Begitulah kira-kira beyond sepak bola Coach Robert dengan sebuah pesan menohok: coach it right alias melatihlah dengan benar. 

Bukan asal melatih. Tidak sekadar berteriak memberikan instruksi bertanding.  Berteriaklah pula ketika melihat mafia sepak bola beraksi atau gaji pemain tidak kunjung dibayar oleh klub.

Data buku:

Judul: Coach It Right

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun