Konsumen rasional
Di balik industri fesyen yang kian semarak, Supriatna mendedahkan ada banyak sumber daya alam yang harus digunakan untuk memproduksi pakaian. Belum lagi emisi limbah dari proses produksi tekstil dan polusi udara yang dihasilkan.Â
Kebanggaan warga Bandung bahwa jalan Cihampelas identik dengan industri fesyen, harus dibayar dengan makin kotornya Sungai Citarum (hlm: 280). Buku yang dinarasikan bak novel ini ingin agar masyarakat konsumen mesti pula berkesadaran lingkungan alias menjadi konsumen yang rasional. Dengan kata lain, benar-benar membeli berdasar kebutuhan, bukan terdorong godaan hasrat-keinginan.
Aktualisasi konsumen rasional di era konsumerisme adalah berupaya mengurangi bahan-bahan yang mengandung sumber daya alam dan produk yang mencemari lingkungan. Mengonsumsi atau membeli pakaian berlebihan berkorelasi dengan ancaman kelestarian lingkungan.Â
Supriatna dalam bab ini, mengajak untuk lebih serius menjadi konsumen bertipikal "pemberontak" seperti spirit "pemberontakan"/perlawanan dalam bohemian sytle. Namun, setidaknya dua cara yang tampaknya luput diuraikan Supriatna perihal cara praktis menjadi konsumen rasional, yakni: menjalani hidup minimalis dan atau mereproduksi barang.
Masih banyak bahasan lain selain fesyen dalam buku tebal ini. Kesemuanya membincang tali-temali antara komoditas industri, perilaku masyarakat konsumen, sistem kapitalisme, imprealisme modern.Â
Prosa dari Praha menampilkan sisi melik keindahan Praha beserta dinamika masyarakatnya sekaligus dalam cakupan luas sebagai cerminan masyarakat Eropa dalam kelindan aksi-aksi postcolonial-nya di negara berkembang macam Indonesia.
Data buku:
Judul: Prosa dari Praha: Narasi Historis Masyarakat Konsumen Era Kapitalisme Global
Penulis: Nana Supriatna
Penerbit: Rosdakarya, Bandung