Mohon tunggu...
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Itsbatun Najih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku Adalah Kamu Yang Lain

Mencoba menawarkan dan membagikan suatu hal yang dirasa 'penting'. Kalau 'tidak penting', biarkan keduanya menyampaikan kepentingannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desa Pancasila, Meneguhkan Kebinekaan dan Persatuan

22 Juni 2018   21:13 Diperbarui: 22 Juni 2018   22:02 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: reportaseindonesianews.com

Dengan kata lain, literasi kepemiluan berbasis keindonesiaan bisa menjadi cara ampuh menghadapi kebisingan dan potensi kegaduhan berujung SARA. Adalah kesadaran berupa setiap kontestan pemilu merupakan orang Indonesia yang notabene merupakan saudara kita juga sebangsa-setanah air; dengan tidak menganggap latar belakang identitas primordial sebagai sesuatu yang mesti dipersoalkan. Siapapun itu, asal orang Indonesia, berhak dan layak dipilih.

Selain itu, perlunya kesadaran bahwa pemilu merupakan kegiatan profan berkait urusan administrasi Negara/pelayanan publik. Politik apalagi sekadar pemilu, bukan suatu hal sakral. Karena itu, terkata kurang tepat manakala sampai membawa-bawa agama --yang bersifat sakral. 

Bila dipaksakan, bisa mengakibatkan pada fenomena politisasi agama. Agama yang mengajarkan persatuan, saling menghormati, melarang fitnah; tetapi ketika dihadapkan kepentingan politik pragmatis macam pemilu, bisa berubah sebagai alat pemecah belah.      

Rasa persatuan, persaudaraan, dan spirit berketuhanan dalam Pancasila bila terpatri, akan membentuk karakter manusia Indonesia yang santun di percakapan media sosial. 

Bakal pula berpikir seribu kali sebelum hendak menyebar berita hoaks, kampanye SARA, yang menurut akal orang waras, akan berdampak konflik dan permusuhan. Dan, manakala menemukan anasir-anasir SARA, pun tidak mudah terpancing dan tidak merespons balik. Upaya ini kiranya sebagai bentuk lain menjaga kedamaian di era media sosial; sebagaimana teladan harmonisasi menjaga Indonesia sebagai Desa Pancasila yang sudah dipraktikkan warga desa Balun.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun