Salah satu tindakan yang paling penting yang dapat diambil untuk menyembuhkan luka patah hati adalah dengan terbuka dengan orang-orang baru, menghadapi tantangan, dan menambah pengalaman.
Mencoba untuk berlatih fisik
Peristiwa dalam kehidupan yang penuh stress dapat menimbulkan berbagai gejala depresi dan bisa saja sulit untuk dikelola. Namun tak ada salahnya mengurangi stress dengan latihan. Penelitian menunjukkan bahwa latihan secara fisik dapat berfungsi sebagai intervensi yang efektif, dalam menghadapi peristiwa kehidupan yang penuh stres (misalnya, masalah mood, masalah kurang tidur, atau sulit berkonsentrasi, O'Dougherty, Hearst, Syed, Kurzer, & Schmitz, 2012 ).
Sementara latihan dapat mengurangi perasaan stres, aktivitas fisik dapat sebagai penyangga untuk mengurangi gejala depresi dan ini menjadi langkah penting untuk menuju pemulihan.
Bersikaplah optimis
Merasa sedih adalah respon alami, meskipun kadar kesedihan akan menurun dari waktu ke waktu (sbarra & Emery, 2005). Jika anda mencari hal-hal yang dapat meningkatkan kebahagiaan anda, cobalah bersikap optimis. Hal ini merupakan umpan balik, misalnya dengan tersenyum. Otot yang tersenyum dapat mengirim sinyal ke otak anda bahwa anda bahagia. Dengan kata lain, meskipun kita berpikir sedang tidak mampu untuk tersenyum namun perilaku wajah tersenyum benar-benar dapat mengirim sinyal ke otak untuk bahagia, hal ini berpotensi untuk meningkatkan mood seseorang.
Rebound atau melambung kembali
Penelitian baru menunjukkan bahwa memulai hubungan baru ternyata cukup cepat menyehatkan masa break paska patah hati bahkan untuk jangka lebih panjang (Brumbaugh & Fraley, 2015).
Orang yang mampu rebound akan melihat diri mereka lebih diinginkan, dan memiliki lebih besar kesejahteraan secara keseluruhan. Hal ini akan memperbaiki rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, dan penghindaran. Temuan ini menunjukkan, bahwa memulai sesuatu yang baru lebih cepat, daripada nanti, bisa menjadi langkah berikutnya lebih produktif untuk menuju shidup yang lebih sehat dan bahagia.
Berdoalah, karena doa akan meningkatkan kontrol diri dan membuat diri lebih baik
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengendalian diri mirip seperti mengendalikan otot. Dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa doa dapat membantu seseorang mendapatkan lebih banyak "otot” pengendalian diri. Dalam sebuah penelitian, peserta memulai untuk berdoa sebelum melakukan tugas. Ternyata hasilnya adalah meskipun memiliki rasa lelah namun rasa lelah lebih mampu dikendalikan. Selain itu, penelitian lain menunjukkan doa mengurangi konsumsi alkohol, sebagai bentuk pelaksanaan pengendalian diri. Temuan seperti ini menunjukkan bahwa doa memiliki efek energi yang besar.