Mohon tunggu...
Mbak Tata
Mbak Tata Mohon Tunggu... profesional -

** House Manager ** Meminati segala hal yang berkaitan dengan eksplorasi dalam meningkatkan produktifitas hidup maupun manajerial yang efektif dan efisien untuk keseharian yang lebih baik silakan berkunjung ke itqonmanager.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ade Sara, Potret Bencana Bangsa ini

20 Maret 2014   03:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Seorang mayat telah ditemukan dalam keadaan rusak pada toll Jorr ruas bintara Bekasi KM 41. Inilah yang dialami oleh anak semata wayang bernama Ade sara dari keluarga Suroto. Pihak kepolisian menjelaskan runtutan penganiayaan yang terjadi.  Bekas penganiayaan lebam biru kehitaman menyertai bekas setruman listrik 330 volt bersama sumpalan Koran ditenggorokan. Pembunuhnya adalah pasangan kekasih Assyifa dan Hafidz yang masing-masing berusia 19 tahun. Motivasi sakit hati dan cemburu menjadi alasan pembunuhan yang direncanakan ini. Salah satu alasan Hafidz membunuh adalah dikarenakan Ade sara sulit dihubungi lewat telepon dan Ade sendiri terus menjauh darinya. Asyifa sang pacar Hafidz memiliki peran penting dalam mengabisi nyawa Mantan pacar Hafidz, sebab Asyifa memiliki kecemburuan pribadi terhadap Ade.

Dijejaring sosial, kedua pelaku sempat membuat status belasungkawa kepada Ade sara. Dihari pemakaman Ade Sara, Hafidz pun ikut melayat. Seorang psikolog Ratih Ibrahim dalam tayangan satu meja menjelaskan dalam kasus ini, pembunuh tidak hanya mencari alibi, namun dalam banyak kasus pembunuhan berencana pelaku ingin melihat trofinya. Hal tersebut untuk mengetahui seperti apa hasilnya, ataukah ada motivasi lain untuk menungkapkan bela sungkawa. Untuk alasan belasungkawa sendiri diragukan motivasinya oleh psikolog tersebut.

Dihari pemakaman tersebut, keluarga Ade Sara dikontak oleh pihak kepolisian, jika mereka bertemu dengan Asyifa, mereka dimintai agar Asyifa diamankan dahulu supaya tidak pergi jauh. Keheranan sempat bercampur aduk dibenak sang ibu, Asyifa yang sempat dipegangi dan didekati bicara oleh sang ibu  tidak memiliki respon gemetar atau bersalah dari raut ekspresi Assyifa, kecuali tangannya yang dingin.

Akar masalah Hafidz terletak pada masalah pengasuhan

Dahulu Ade Sara pernah menceritakan kepada sang ibu, bahwa Hafidz, perencana utama kasus ini sering memiliki keinginan untuk mendapatkan pelukan dari ayahnya. Hal ini ditemukan ketika Hafidz curhat kepada Ade.  Dalam hal ini Ibu Elly Risman selaku pemerhati keluarga dari yayasan Kita dan Buah hati menjelaskan tragedi Ade sara  adalah bencana, tidak hanya keluarga Suroto tapi juga keluarga Indonesia.

Kita harus mengenali anak kita lebih dekat begitu paparnya. Jangan sampai anak yang memang nakal dianggap biasa. Hafidz sendiri menginginkan perhatian, dipeluk, dari sang ayah, juga ingin mendapatkan pujian membanggakan.

Atas kejadian ini, sulit jika ini dikatakan penjahat. Perbuatan ini sudah bukan kenakalan tapi masuk katagori kejahatan. Paradigma ini  ini memang ada. Karena keluarga tidak memberikan disiplin dalam jumlah yang cukup,  perhatian, dan cinta.

Anak-anak mendapatkan kekerasan kata dan kekerasan emosi, sehingga saat remaja ketika berkata-kata dengan eks pacarnya atau yang masih pacarnya, Hafidz akan emosi. Kondisi yang demikian digambarkan karena secara emosional tidak memiliki got untuk mengalirkan emosi tersebut. Kita bisa mengibaratkan seperti balon terisi air, yang bila ditusuk sedikit, airnya akan keluar semakin liar. Endapan emosi ini selama bertahun tahun dan tidak dapat diungkapkan sampai terungkap dalam kasus ini, hingga suatu saat Hafidz mencetuskan kalimat "enaknya dapet pelukan dari ayah"

apakah ini gangguan kejiawaan? berpengaruhkan sebuah pengasuhan itu ?

Ya pelaku mengalami gangguan tersebut. Saat dilihat dari perubahan pola pikir dan perilaku dari yang normal menjadi kejam, hanya untuk tipe apa perlu asement lebih lanjut.

berpengaruhkah pengasuhan? Ada beberapa hal menjadi penyebab. Pengasushan tidak bisa tidak adalah cermin besar untuk berkaca lebih jauh. Apa yang dipelajari anak dari ibu dan ayah dirumah. Peran ayah menjadi penting, untuk pulang kerumah dan dekat dengan sang buah hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun