Hujan turun dengan lebatnya membasahi kehijauan kota Bogor. Di halte ini dia menunggu bus. Gadis cantik berkulit sawo matang asal Bandung, dia duduk bersandar di kursi halte yang dingin itu, hanya ditemani kenangan yang tak terlupakan bersamanya di halte ini.
  3 tahun yang lalu
Hari dimulainya semester baru, seorang gadis berkacamata tampak mengayuh sepedanya menuju kamus, seorang gadis bernama Erika. Erika mengayuh sepedanya dengan semangat ke kampus.
  Erika memperlambat laju sepedanya sesampainya di gerbang kampus, kemudian Erika melangkahkan kaki menuju aula kampus. Hari pertama adalah hari pertemuan mahasiswa baru dengan lara senior. Pertemuan itu begitu meriah, hari pertama adalah hari yang sangat berkesan.
  Kringgggg..... Alarmnya membangunkan Erika dari mimpi indahnya. Erika melihat jam betapa terkejutnya dia hari sudah menunjukkan pukul 10.00, kelas hari ini dimulai pukul 08.00 dengan tergesa-gesa dia bersiap-siap menuju kampus, tanpa sarapan pagi dia mengeluarkan sepedanya dan mulai mengayuh sepedanya menuju ke kampus.
   Â
   Mahasiswa dengan jurusan kedokteran ini melintas di jalanan bogor dengan cepat melewati kemacetan menembus jalanan beraspal yang penuh dengan keramaian. Sesampainya digerbang kampus dia tidak menyangka terdapat sebuah lubang genangan yang menunggu. Erika terperosok ke dalam genangan air.
   Tanpa mempedulikannya Erika mendorong sepedanya ke parkiran lalu berlari menuju kelas, dengan nafas terengah-engah dia masuk kelas lalu meminta maaf atas keterlambatan saat itu semua mata tertuju padanya karena dalam keadaan basah kuyup, kemudian duduk di kursinya.
Â
   Kelas selesai Erika pun berjalan menuju toilet untuk berganti, pakaian setelah itu dia meneliti jalan menuju perpustakaan tempat mencari informasi, Erika pun meminjam beberapa buku sastra ilmiah dia pun berjalan menuju parkiran ditengah keramaian dia memandangi sebuah karya yang dipajang diluar kampus tanpa sadar dia bertabrakan dengan seorang lelaki, Erika pun kalang kabut kacamata & buku-bukunya terjatuh.
   Erika yang sedang mencari kacamata ditolong oleh lelaki ini dia memberikan kacamata tersebut kepada Erika dan mengumpulkan buku-buku tersebut. Erika pun meminta maaf atas kelalaiannya "Maaf-maaf aku tidak melihat jalan" ucap Erika "Iya, tidak apa-apa, aku juga seharusnya melihat jalan" balas lelaki tersebut. "Maaf aku terburu-buru" ujar lelaki itu dia pun berlari meninggalkan Erika.
   Setelah itu, Erika pergi menuju halte dia ingin pulang kerumahnya, dijalan hujan mulai turun dengan lebatnya di kota yang dijuluki kota hujan itu. Erika pun berteduh di halte sembari menunggu hujan reda, tanpa disadari Erika tertidur di halte yang dingin itu. Saat terbangun Erika mendapati seorang lelaki yang duduk di halte yang sama dengannya.
Â
   Erika mulai memasang muka waspada, lelaki tidak terlihat mencurigakan. Gemerlap malam mulai tampak hujan yang tak kunjung berhenti & bus yang tak kunjung tiba membuat dingin kota itu menusuk hingga tulang Erika mulai merasakan dingin yang dahsyat dia menggigil tanpa diduga lelaki itu memberikan jaketnya untuk dipakai oleh Erika, karena tidak tahan dengan dingin nya malam itu dia menerima tawaran lelaki itu.
   Beberapa saat kemudian bus datang mereka pun naik bus berselang beberapa waktu mereka berdua turun di persimpangan, Erika pun mengembalikan jaket lelaki itu. Mereka berjalan kearah yang berlawanan sebelum berpisah Erika sempat bertanya nama lelaki itu "Ini jaket mu ku kembalikan, oh iya siapa namamu?" tanya Erika "Namaku Alfin" jawab lelaki itu mereka pun kembali kerumah masing-masing.
   Matahari belum menyinari kota itu embun pagi masih dingin terasa. Pagi itu Erika bangun pagi-pagi sekali, hari ini adalah hari ulang tahun kampus. Hari itu kampus mengadakan market day jadi Erika mulai memasak sejak pagi sekali. Setelah sarapan pagi ia pun berangkat ke kampus dengan sepeda kesayangannya. Sesampainya di kampus ia mulai bergabung dengan teman yang lain & mulai menata barang-barangnya untuk dijual, tidak disangka barangnya laku keras semua habis tidak tersisa.
   Dia pun beristirahat dibawah sebatang pohon, sejenak terlintas dibenaknya kejadian di halte waktu itu dia yang masih penasaran dengan lelaki itu. Tidak terasa hari sudah sore, dia memutuskan untuk kembali kerumah diperjalanan pulang, ban sepedanya bocor kemudian Erika dihadang oleh 3 orang preman yang hendak merampas harta benda miliknya. Kemudian salah seorang preman membungkam mulut Erika dengan sehelai kain, Erika sempat melawan tapi kekuatan Erika tidak sebanding dengan para preman-preman itu.
   Erika pun sempat meminta tolong tapi sayangnya tidak ada orang disekitar tempat itu saat preman itu ingin mengambil sepeda & arang Erika yang lain datanglah seorang lelaki yang tidak lain tidak bukan adalah Alfin, Alfin dengan cepat menyelamatkan Erika dari 3 orang preman brengsek itu. "Makasih ya udah nolongin aku" ucap Erika "iya sama-sama" balas Alfin. "Kalau tidak salah kamu lelaki yang di halte waktu itukan?" tanya Erika, "Iya" ucap Alfin. "Oh jadi kamu perempuan waktu itu?" tanya Alfin, "Iya" ucap Erika. "Aku pergi dulu ya lagi buru-buru nih" ucap Alfin, "Baiklah" jawab Erika.
   Sejak saat itu Erika tidak pernah bertemu lagi dengan Alfin. Sekarang entah dimana Alfin dan bagaimana kabarnya, Erika tidak tau tentang Alfin si pria misterius. Hari itu hari kelulusan Erika & dia sudah resmi menjadi dokter hari itu tanpa sengaja saat duduk bersandar di kursi halte itu, hujan mulai mereda kemudian datanglah lelaki yang juga sedang menunggu bus, Erika bertanya kepada lelaki tersebut "Mau kemana?" betapa terkejutnya Erika ternyata lelaki itu adalah Alfin. "Kamu Alfin 'kan? Orang yang menyelamatkan aku" tanya Erika "Oh iya kamu Erika yang dulu aku selamatkan" ucap Alfin, "Iya" balas Erika. "Tidak disangka kita bisa bertemu kembali, kamu dari mana?" Erika mencoba bertanya, "Aku menyelesaikan kuliahku di Amerika" ucap Alfin, "Mau pulang bareng?" tanya Alfin, "Boleh, aku mau" jawab Erika.
  Hari itu menjadi kenangan yang indah di kehidupan Erika, lelaki yang memberi kehangatan saat kedinginan & menolong dari kekejaman preman bogor, bertemu kembali ditempat pertama kali bertemu Alfin, Alfin pun mengungkapkan isi hatinya terhadap Erika, mereka pun pulang bersama-sama & hubungan mereka pun semakin dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H