KEMARAU YANG BERMAKNA
Entah mengapa semesta mengenalkan luka
Sebagai musim kemarau paling lama
Cuaca telah begitu angkuh
Angin embuskan sunyi yang jauh
Rapuhku kian gersang
Kesedihan makin kerontang
Elegi ...
Digali dari mataku sendiri
Apa yang kemudian mampu dikekalkan
Biar derita tak begitu kesakitan
Apakah doa-doa
Juga segala tabah yang aku punya
Menunggu derai hujan
Memaknai sebuah kepergian
Sumedang, 12 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!