"Karena Hitlerlah maka Kristus menjadi efektif di tengah kita. Paham Nazi adalah kekristenan yang tengah beraksi," teriak seorang pendeta pro Nazi.Â
"Di puncak kegelapan sejarah gereja, Hitler menjadi kejernihan yang indah. Melalui dia kita mampu melihat Sang Juru Selamat."
"Kristus sudah datang kepada kita melalui Adolf  Hitler!"
Gereja dipenuhi skandal. Dan Bonhoeffer tak dapat membiarkan pernyataan semacam itu berlalu begitu saja. Ia bersama kawannya, Martin Niemoller, memimpin gerakan Kristen bawah tanah yang menentang gereja Nazi Jerman.Â
Pada April 1934, Bonhoeffer berada di London. Ia mengumpulkan 5000 pendeta dan kaum awam, membentuk Gereja Yang Mengaku (Confessing Church). Mereka menggugat gereja bebas alias tak terikat Negara.Â
Bulan berikutnya, Gereja Yang Mengaku menyelenggarakan pertemuan nasional di Wuppertal, Barmen. Peserta menandatangani Deklarasi Barmen. Tujuannya, gagasan Gereja Nazi Jerman bertentangan dengan doktrin iman Kristen.Â
Dua bulan kemudian Presiden Von Hindenburg wafat. Hitler sebagai Perdana Menteri merangkap Presiden. Uskup Nazi Jerman mengusulkan agar semua pendeta bersumpah ketaatan terhadap Sang Fuhrer. Â Â Â Â Â Â
Konflik antara Gereja Nazi Jerman dan Gereja Yang Mengaku memuncak. Aliansi Gereja-Gereja Sedunia mengadakan konferensi di Denmark. Mereka tidak tahu soal perpecahan dua gereja di Jerman. Mereka mengundang Bonhoeffer sebagai pembicara. Kontribusi terakhir Bonhoeffer adalah khotbah pagi yang tak terlupakan tentang perdamaian dunia.Â
Pada musim semi Bonhoeffer berencana ke India untuk bertemu Mahatma Gandhi. Ia tertarik dengan gagasan tindakan tanpa kekerasan. Tetapi sudah terlambat. Nazisme bergerak cepat.Â
Pada musim panas 1935, Gereja yang Mengaku membuka Perguruan Tinggi Pelatihan Gereja di Finkenwalde, utara Jerman. Bonhoeffer melatih dan memperlengkapi 25 murid untuk peperangan spiritual.Â
Tahun 1937, Gestapo membatasi Gereja Yang Mengaku. Sebagian pendeta ditangkap. Murid-murid Finkenwalde diinterogasi dan dianiaya. Bulan September, polisi Hitler menutup seminari itu.Â