Diakui tema-tema cerpen dalam buku ini yang di luar kemanusiaan itu menjadi dan masih relevan pada kondisi kita sampai hari ini. Sesuatu yang tidak normal di masyarakat biasanya akan dengan mudah menyulut kemarahan. Kita sudah melihat contoh-contohnya di media. Oleh karenanya masyarakat membutuhkan simbol sebagai tempat pelampiasan kemarahan. Meski yang berdosa hanya satu oknum, namun pada satu titik perlu dihukum secara tegas, sebagai culture shock, menjadi trauma atau kapok, hingga secara tidak sadar memutuskan untuk tidak melakukan hal itu lagi. Â
Sekarang kita akan membandingkan judul-judul karya AH dan karya ketiga pengarang kita.Â
Karya AH: Arwah yang Datang Menuntut Balas, Babi Ngepet, Bercinta dengan Setan, Dendam Berkarat dalam Kubur, Dosa Turunan, Jeritan dari Pintu Kubur, Kolam Darah, Makhluk Pemakan Bangkai, Misteri Kalung Setan, Misteri Sebuah Peti Mati, Panggilan dari Neraka, Penjaga Kubur.Â
Karya Eka Kurniawan: Penjaga Malam, Taman Patah Hati, Riwayat Kesendirian, Jimat Sero.Â
Karya Intan Paramaditha: Goyang Penasaran, Apel dan Pisau, Pintu, Si Manis dan Lelaki Ketujuh.Â
Karya Ugoran Prasad: Penjaga Bioskop, Hantu Nancy, Topeng Darah, Hidung Iblis.Â
Apakah ketiganya terasa nyastra?
Tentang AH sendiri, ia lahir di Sipirok pada 17 Juli 1943. Sejak SMU di Medan (1960) ia banyak menulis cerpen di media local. Ketika pindah ke Bandung dan kuliah di IKIP Bandung (1963), ia menulis di media Bandung, Yogya, Surabaya, Medan, -terutama Jakarta yang melambungkan namanya. Ia juga jurnalis (1975-1995) di Majalah Selecta Grup (Selecta, Detektif & Romantika, Senang, Stop, Nova) di kantor perwakilan Bandung.Â
Dalam menulis novel-novelnya tahun 1970-1980-an, AH melakukan riset, bertukar pikiran dengan tokoh alam mistis di daerah yang dia kunjungi, aliran putih atau aliran hitam. Ia pengarang produktif, telah menghasilkan buku 60 judul (drama), 75 judul (misteri), 15 pulpen (kumpulan cerita pendek). Meski karyanya dibilang picisan namun selalu laris terjual. Tahun 2010, novel-novel lama dan barunya diterbitkan ulang Penerbit Paradoks (imprint Gramedia).Â
Banyak karyanya telah difilmkan seperti Liku-Liku Panasnya Cinta, Bungalow di Lereng Bukit, Perempuan Tanpa Dosa, Bisikan Arwah. Pada FFI 1987, filmnya Penyesalan Seumur Hidup menang sebagai Penulis Cerita Asli Terbaik.
Tahun 1990 AH berhenti menulis karena penerbit bukunya tutup. Tahun 2000-an ia berhenti menulis cerita horor karena diburu ketakutannya sendiri. Tahun 2010 novel-novel lama dan barunya diterbitkan ulang oleh Penerbit Paradoks (imprint Gramedia).Â