Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Olivia*

15 September 2022   23:22 Diperbarui: 15 September 2022   23:26 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita melakukan perjalanan ke Semarang, ke Yogya. Saat itulah kau mengenali tubuhmu yang rentan diterpa angin dan matahari Asia. Di pegunungan sejuk di Salatiga kutinggal beberapa saat untuk mengembalikan kekuatanmu. Tetapi tubuhmu enggan pulih. 

Kembali ke istana putih, dokter mengharuskanmu berada di tempat tidur, sepanjang hari dan malam. Sampai kau merasa bosan dan mengadakan pesta untuk merayakan kesembuhanmu. 

Kau memerintahkan dapur mengolah makanan yang terbuat dari 2000 butir telur, 26 bebek, 120 ayam, 666 botol bir, 397 botol Madeira, 24 ayam kebiri, 72 botol anggur, 400 potong roti, dua biri-biri, seekor sapi, satu ton daging asin, untuk memanjakan perut 400 tamu yang kau undang.

Dengan gaun anggun kau duduk dekat sebuah meja yang berhias cantik. Bibirmu tak berhenti tersenyum. Pesta kembang api pecah di langit malam kebun. Sebuah pesta yang ambisius karena baru selesai pukul 4 dini hari. 

Kau menguji tubuhmu dengan melakukan perjalanan ke Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang. Kau berhenti selama lima hari di tiap kota, memberi jeda pada tubuhmu. Dan kau tidak bisa menolak undangan makan malam, pertemuan, sarapan bersama. Lalu kau kembali ke Salatiga, kota favoritmu, kota kesembuhanmu, sampai kau tiba di rumah, bebehapa hari sebelum ulang tahunmu. 

Tanggal 16 Februari 1814, sebuah pesta dibuat untukmu. Orang-orang ingin melihatmu muncul. Tetapi dokter istana dengan keras melarangmu muncul, di pesta di rumahmu sendiri. Tubuhmu sungguh genting, meringkuk lemas di atas tempat tidur. 

Lama setelah itu, pada 14 Oktober 1814, Mayor Jenderal dan Lady Nightingal ingin membuat kejutan manis untukmu. Ratu Inggris memberimu penghargaan atas jasa-jasamu, dalam mendampingku, dan sebuah pesta harus digelar sebagai penghormatan bagimu. Kali ini kau muncul dengan segala kejayaanmu, suara ramahmu, senyummu. Kau bahagia malam itu. 

Tetapi itulah kemunculan terakhirmu, di depan publik. Setelah itu tubuhmu tak pernah beranjak dari peraduan. Kau kian lemah. Sebulan setelah pesta itu, dokter tidak lagi mempunyai obat untuk masalahmu. Dan malam 26 November 1814, malaikat kematian terbang di atas istana putih, bersembunyi di antara pepohonan hijau kebun kita, menunggu waktu yang tepatmembawamu, dalam sayapnya yang lembut. Kau pergi ke tempat yang lebih baik, dalam damai. Maut membebaskanmu dari kelemahan tubuhmu. 

Istana putih menjadi buram sejak kepergianmu. Semua orang menangisimu. Aku menanam jasadmu di sisi John. Kupikir kalian akan saling menghibur. Lalu aku membangun sebuah monumen di halaman kebun istana kita, untuk mengenangmu. 

Bahwa kita telah melewatkan hari-hari gemilang, di sini. Di atasnya, aku menggoreskan 

ini: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun