•••
Ku lirik suami ku, menyeruput kopi nya yang sudah dingin. Mengecapnya sebentar kemudian mengeluarkan ekspresi puasnya sambil berkomentar ringan tentang partai A yang sekarang mendukung partai B.Â
Aku hanya menimpali sedikit kemudian melanjutkan lamunanku. Pikiranku melayang, pada lelaki itu. Yang kusebut mantan.
•••
Ada canggung yang menggunung saat pertama kali aku menerima ajakannya makan malam, setelah kucampakkan dia dua tahun sebelumnya.Â
"Apa kabar?" Bukan ungkapan yang tepat untuk memulai sebuah percakapan yang dipenuhi oleh bisu.
"Masih suka nasi goreng?" Tanya lelaki itu, sambil membolak balikkan menu.
"Hm..." aku mengadah menatap wajahnya. Sekarang jauh lebih segar. Tidak ada lagi rambut panjang hingga  menutupi dahinya. Â
"Satu nasi goreng pedas, kerupuknya di banyakin. Sama Ifu mie kuah. Tambah es jeruk mbak" Pesan nya jelas.Â
Lelaki berkemeja kotak kotak biru itu masih ingat jelas menu favorit ku. Ah ya, itu kemeja pemberianku. Sudah lama sekali. Aku tau dia menyukai warna biru.Â
Seperti dulu pertama kali melihatnya. Lelaki ini berhasil membuatku tertawa dengan cerita lucunya, sederhananya mencairkan kecanggungan menggunung itu.Â