Ketika sirine peringatan atas ketidakpastian melanda dunia, juga ancaman resesi dan inflasi, dan ancaman resiko geopolitik (geopolitical risk), berbunyi begitu nyaring, maka Pemerintah Indonesia sudah sewajibnya mempersiapkan diri dalam menghadapinya.
Salah satunya, Pemerintah harus konsisten memikirkan strategi agar ekspor dapat ditingkatkan, atau setidaknya dipertahankan.
Beberapa upaya mengenai hal tersebut, memang telah dilakukan oleh Pemerintah melalui berbagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Sedangkan untuk sektor industri, beberapa perusahaan swasta besar yang berskala global juga sudah menyiapkan jurus-jurus jitunya.
Beberapa di antaranya adalah:
1. melalui sektor andalan UMKM Halal Hub untuk menembus pasar internasional, terutama di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, misalnya ke negara Arab Saudi.
Komoditas ekspornya berupa ekspor pangan olahan yang halal, terutama diperuntukkan pasokan  konsumsi jemaah haji dan umroh.
2. membentuk perusahaan e-dagang Goorita
3. melalui pembukaan hipermarket di luar negeri
4. menugasi Pertamina untuk memperluas ekspansi komponen biodiesel (green diesel component/GDC), terutama kawasan Eropa yang memang sangat ketat menerapkan penggunaan energi terbarukan (non-fossil)
5. menginisiasi berbagai perundingan, Â yang diarahkan pada perjanjian dagang bilateral
Sedangkan, tindak nyata dari industriawan yang eksportir, misalnya:
1. Menginisiasi dan melakukan penetrasi pasar walau pangsanya masih terbilang kecil.
Contohnya yakni ekspor produk unggas ke negara Singapore, walaupun nilainya masih terhitung kecil (Rp 40 milyar pada Juli 2022) namun yang penting adalah ke-pioniran-nya, sebagai tindak penetrasi awal pada pasar.
2. Melakukan berbagai kunjungan bisnis, dengan tujuan memperoleh informasi, terutama ke negara-negara yang biaya produksi suatu barang atau komoditas tertentu lebih tinggi dibandingkan produk nasional, sehingga harga menjadi relatif terhitung murah dan barrier harga pun turun.
3. Khusus untuk industri tekstil, sebaiknya pelaku usaha tekstil terus meningkatkan kualitas, dan mendorong Pemerintah untuk mencegah banjirnya impor barang sejenis, apalagi jika telah terbukti bahwa nilai impornya sudah lebih besar dari nilai ekspornya.
4. Pelaku harus terus  memberi masukan kepada Pemerintah melalui Kadin misalnya, baik input-input yang membangun, maupun melaporkan kendala-kendala dalam melakukan kegiatan ekspornya, demi kemudahan ekspor di masa depan.
PENUTUP
Dengan demikian, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasar ekspornya, dan menjadi pemain global dengan peran yang signifikan. Para pemain ekspor swasta juga harus jeli menangkap peluang pasar dan konsisten melanjutkan gebrakan dan segala upaya yang telah diusahakan Pemerintah.
Sumber:
1. kompas.id      Â
  https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/10/02/sabuk-sabuk-pengaman-ekspor
2. Harian Kontan  Â
   https://epaper.kontan.co.id/news/817528/Terimpit-Biaya-Distribusi-dan-Suplai
3. Koran Tempo    Â