6. Mengedukasi rakyat secara tidak langsung, tentang situasi perekonomian internasional, misalnya kenaikan harga minyak dunia, terdapatnya dampak negatif dari pandemi yang berkepanjangan, dan tengah terjadinya invasi negara adikuasa (super power) Rusia ke Ukrania.
(Penting untuk menginformasikan bahwa harga bensin itu aslinya tidak murah lho..)
7. Mengembalikan tujuan utama subsidi: yakni khusus menyasar untuk menolong yang tidak mampu.
8. Memberikan waktu dan kesempatan pada Pemerintah di era selanjutnya, melaui instansi terkait untuk membenahi pengawasan subsidi lainnya (contoh Bansos), karena subsidi atau bantuan pemerintah dalam bentuk apa pun rawan penyelewengan, spekulasi, dan penimbunan.
9. Pengembangan sumber energi terbarukan mulai diseriusi. Hal ini memang sudah menjadi wawasan internasional, agar negara-negara mulai mengembangkan energi non-fossil (bukan minyak mentah maupun batu bara).
10. Menghilangkan distorsi harga BBM berikut dampak negatifnya (seperti penyelundupan BBM)
11. Subsidi BBM yang dihapuskan ini diganti dengan bansos, yang diharapkan dapat langsung menolong golongan berpendapatan rendah.
12. Menimbulkan kesadaran/ awareness GCG - SOE, berupa tuntutan atas keefisienan dari lembaga penyedia (supplier) BBM alias Pertamina (?) dan jejaringnya.
P e n u t u p
Kenaikan harga BBM yang seharusnya bertahap, subsidi tertutup, tuntutan atas keefisienan BUMN pemasok BBM beserta lembaga terkaitnya, atau juga perampingan badan usaha negara lainnya yang tidak berjalan efektif, kembali disorot untuk dijadikan sebagai solusi permasalahan di atas, di waktu sekarang dan mendatang.
Catatan: