Merefleksikan hajat hidup yang sangat urgen sifatnya, mau tak mau harus harus dipenuhi demi kelangsungan hidup seseorang, tak pandang bulu, dari bayi hingga usia jompo. Secara sederhana kebutuhan primer (basic needs) ini mencakup tiga hal, yakni Sandang, Pangan, dan Papan ('SPP').
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan ini timbul dan disadari seseorang, ketika yang primer ('SPP') telah 'tunai'.
Contohnya adalah pendidikan, kesehatan, HP plus juga pulsanya. Ini mengingat di era sekarang, telpon seluler telah menjadi bagian barang personal, yang wajib 'menempel' - selain pakaian tentunya - pada semua kalangan.
3. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan yang menjadi prioritas terakhir ini, kerap pula disebut kebutuhan mewah. Barang atau jasa yang termasuk di dalamnya, biasanya hanya sebagai simbol status seseorang belaka.
Contoh: mobil mewah, gadget canggih, pariwisata luar kota atau luar negeri, dan sebagainya.
Penulis mencoba mendefinisikannya dengan menggunakan bahasa santai (tidak baku): "Butuh yang tidak butuh sih, sebenarnya."
*
Pada realitanya, karakteristik kebutuhan sekunder maupun tersier adalah relatif - bisa saling bertukar posisi - tergantung pada pendapatan individu masing-masing. Sebuah sepeda motor bisa menjadi barang mewah (kebutuhan tersier) buat si A, tetapi buat si B hanya menjadi kebutuhan sekunder, sebab memiliki mobil-lah yang menjadi kebutuhan prestise-nya (tersier). Tidak bisa disangkal, penyebab perbedaan cara pandang tersebut akibat adanya disparitas strata sosial maupun tingkat pendapatan antara kedua individu tersebut.
Jika kebutuhan prrimer bersifat mutlak, (artinya seseorang tak dapat meninggalkan pengonsumsiannya), maka kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier lebih bersifat 'relatif'.