Mohon tunggu...
Noverita Hapsari
Noverita Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Kompasianer

“...aku menulis bisa jadi karena kedukaan-ku, atau ..mungkin juga akibat kesukaan-ku...”

Selanjutnya

Tutup

Money

Teori Konsumsi: Antara Kartu Kredit dan Kartu Debit

29 April 2018   18:23 Diperbarui: 29 April 2018   18:40 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lukisan itu mencuri pandangannya sejenak. Lalu bertambah dua jenak. Si Y pun merasa jatuh hati pada karya indah tersebut dan segera dihampirinya kios kecil di pinggir jalan yang berdebu, siang itu.

Lukisan-lukisan tersebut tengah diobral, membuat Y semakin bertekad bulat untuk memborong beberapa dari barang seni itu. Namun disadarinya, bahwa di penghujung bulan tua Januari, ia tidak memiliki banyak uang tersisa di dompet. Ia pun berinisiatif untuk melakukan transaksi menggunakan kartu kredit saja.

Walau sang penjual memiliki alat Electronic Data Capture/ EDC di mejanya, namun ia menolak ketika Y menyodorinya kartu kredit miliknya.

"Kartu debit saja, pak," ujar bapak penjual.

Alasannya adalah kiosnya akan ditutup, dan sang penjual akan pindah ke kota lain.

Karenanya ia butuh cash, dan menolak yang berbau 'cicilan'.

"Yang pasti-pasti aja lah..." guraunya.

Dengan sedikit berat hati, si Y pun mengurungkan niatnya semula untuk membeli dua lukisan sekaligus, dan hanya membeli satu saja. Ia pun segera menyerahkan kartu debitnya untuk diproses.

Berasumsi, bahwa isi kartu debitnya adalah seluruh sisa gaji bulan Januari (Y1), maka ilustrasi kasus di atas kurang lebih sebagai berikut:

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Gambar 4. Kartu debit aja...

Nah, pada kisah di atas, maka titik konsumsi Mr. Y ini ada pada tepat di titik A. Akibat tidak bisa diaksesnya peluang penggunaan kartu kredit, maka bentuk kurva konsumsinya adalah 'kinked'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun