Selayaknya manusia normal, ia akan mempertimbangkan kepuasan dirinya, berupa waktu yang semaksimal mungkin untuk bersantai alias tidak bekerja. Selama 24 jam, umumnya seseorang itu ingin bersenang-senang belaka, nyantai, rileks, tidak dikejar dead line. Akan tetapi kehidupan manusia memang bukanlah dipersembahkan kepada hedonism belaka, melainkan ia butuh bekerja, perlu makan, ingin eksistensi, dan sebagainya.
Nah, apalagi di pulau yang tidak memiliki fasilitas internet ini, walhasil bersantai di pantai sepanjang hari bukanlah pilihan bagi pak Robin, yang juga rada 'jomblo' itu (maaf, nyuwun sewu).
Permasalahannya, untuk memenuhi kebutuhan primer (makan), ia harus memetik kelapa. Nah, kehendak/ keinginan pak Robin ini bisa direpresentasikan dengan sederatan kurva-kurva indeferens. Tentu saja pak Robin akan memilih kurva tertinggi demi mencapai kepuasan paling maksimum. Perpotongan antara kurva indiferens (kesenangan) dengan kebutuhan hidup (kewajiban) yang diiidentikan dengan budget-line, menjadi titik keseimbangan pak Robin. Locus tersebut merupakan kesudian/ kemauan dari pak Robin untuk bekerja.
Disini, ia menjatuhkan pilihan untuk bekerja selama 10 jam seharinya dengan imbalan ('upah' atas mengorbankan 14 jam dari waktu santainya) berupa 10 butir kelapa.
Kalkulasi:
10 jam = 10 butir kelapa.
Artinya, pak pak Robin akan memroses 1 kelapa dalam tempo 1 jam, yakni untuk memanjat pohon kelapa, memetiknya, memungutnya, mengupasnya, mencungkil isinya, mencuci, mengeringkan/ menjemurnya (untuk dijadikan kopra sebagai bahan pangan, misalnya).
Fair enough, kan?
II. Sebagai seorang PRODUSEN
Pak Robin akan mengalkulasi bahwa si pekerja (yakni dirinya sendiri) memiliki tenaga, ketrampilan, dan waktu. Jadi sebaiknya ia dipekerjakan sebagai pemetik kelapa. Berapa lama jam kerjanya? Hmmm...sebagai boss, ia berpikir bahwa tidak baik juga untuk mempekerjakan dirinya terlalu lama. Ini akibat terdapatnya sifat Diminishing Returns dari fungsi produksi (memroses kelapa).
Artinya, semakin lama ia dipekerjakan, bukannya semakin memperoleh hasil berlimpah, malahan bisa saja makin menurun karena kelelahan fisik. Karena alasan tersebutlah, kurva fungsi produksi umumnya berbentuk konkaf (diminishing).