*****
Siang itu. Tepat jam 8:47 aparat menyergap Armand yang masih berdiri kokoh di depan pusara Mak. Tak ada perlawanan dari sang Jawara tak terkalahkan itu.
Atas kebesaran Jiwa aparat dan sesuai permintaan Armand, untuk tujuh hari ke depan. Armand diperbolehkan mengikuti tahlilan di rumah Mak. Meski dengan pengawalan ketat.
Bagi Armand, sayang pada Mak, tak terdefinisi kan, tidak  berbilang dengan angka. Biarlah dia tebus sayang itu, sepanjang hayatnya, semasih dia bisa lakukan. Sayang yang tak mampu Armand  berikan ketika Mak masih hidup dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H