Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bukit Sylvia dan Bukit Cinta Labuan Bajo

27 Juli 2020   15:32 Diperbarui: 27 Juli 2020   15:23 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Landing di Bandara Komodo, Labuan Bajo. Saya merasa seakan nama Komodo hanya mengada-ada. Mengapa? Karena, bukankah hewan yang bernama Komodo ada di Pulau Komodo sendiri.

Namun, saya salah. Ternyata, sebelum menjadi Ibu kota Manggarai Barat. Labuhan Bajo memang berada di Kecamatan Komodo, yang juga sekaligus sebagai ibu kota kecamatan Komodo.
Saat ini, administrasi pemerintahan Labuan Bajo berbentuk kota.

Kota ini sedang berbenah besar-besaran. Pelebaran jalan terjadi dimana-mana.  Daerah Pasar lama yang empat tahun lalu ketika saya kunjungi masih kumuh dan hanya menempel di pinggir jalan. Kini sudah menjadi pertokoan yang eksklusif.  Hingga kedai kopi starbuck bisa kita jumpai di sini.

Dari bukit cinta yang dibelakangnya sedang di bangun bandara komodo. Kini dengan megahnya bandara ini sudah beroperasi. Dari RI.1 hingga pesohor dunia sudah tiba di Labuan Bajo melalui Bandara Komodo. Sebut saja seperti Ronaldo yang terkenal dengan CR7 pernah berlibur disini.

Udara Labuan Bajo yang panas sepanjang tahun juga menambah lancarnya semua event yang direncanakan. Belum lagi, malam tanpa awan, menambah semarak langit yang ditaburi penuh bintang, dengan Maestronya Bulan penuh di atas sana, sebagai penguasa tunggal.

Melihat pesatnya perkembangan Labuan Bajo, saya yakin daerah ini akan semakin maju dalam waktu singkat. Karena Destinasi alam yang dimilikinya merupakan modal dasar yang sangat menjanjikan.

Namun, modal alam saja tidak cukup. Perlu event budaya dijadikan agenda tahunan yang kontinyu dan berkelanjutan. Tanpa itu. Wisatawan hanya datang sekali. Lalu, tidak pernah kembali lagi.
Dan kita semua, tidak menginginkan hal itu.

Hari ini, seminggu sudah saya di Labuan Bajo. Hati ini menggelitik terus, ingat masa empat tahun lalu. Bagaimana dengan  perkembangan daerah wisatanya.

Kalau kota Labuan Bajo, kemajuan fisiknya luar biasa. Sudah hampir sama dengan Maumere empat tahun lalu. Dan saya yakin, dalam waktu singkat akan meninggalkan Maumere.
Jika Maumere pesat dengan perdagangan dan pelabuhannya. Maka, Labuan Bajo pujya jagoan yang bisa diandalkan. Yakni, destinasi wisata.

Minggu pagi, masuk undangan, kalo akan ada rapat tekhnis siang hari. Saya terjebak pekerjaan. Tidak bisa menghindar. Kewajiban harus didahulukan daripada melihat destinasi yang pernah empat tahun lalu saya kunjungi.

Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Rapat yang dimulai jam 13 WITA, selesai jam 15. Dengan besar hati, saya usulkan, pada teman-teman untuk melihat Labuan Bajo dari sisi yang lain.

Semua setuju. Maka, meluncurlah kami ke Bukit Cinta. 

Rupanya Sinar Matahari yang menyengat, membuat view yang terbentang indah, tidak  maksimal saya pindahkan ke kamera. Saya berjanji akan mengulangi kunjungan ke Bukit Cinta pada hari yang lain, sekitar jam 10 - 11.  30 di hari yang lain. Sehingga keindahan bukit cinta, akan sempurna saya pindahkan ke kamera saya.

Tengah kami menikmati view Bukit Cinta dengan latar belakang laut nya yang indah, tiba-tiba pesawat GARUDA mendekati kami, sebelum akhirnya mendarat di lanud Komodo, Labuan Bajo.
Memang, Lanud Komodo tepat berada di belakang Bukit Cinta.

Kami masih penasaran dengan Sunset. Akhirnya, kami putuskan untuk segera beralih ke Bukit Silvia.
Jarak antara Bukit Cinta dan Bukit Silvya cukup dekat, sekitar empat kilo meter. 

Tiba di kaki Bukit Silva, pemandangan yang terhampar sungguh menakjubkan. Sinar Matahari ada di belakang kami. View yang terbentang berhasil sempurna kami abadaikan dengan kamera kami.
Namun,  view dari atas agaknya lebih sempurna. Namun, medan terjal seakan menghadang kami. Kami tak punya pilihan. Kecuali, menaklukkan bukit terjal yang menghadang dihadapan.

Namun, perjuangan melelahkan itu, segera terbayar lunas dengan keindahan View yang terbentang di depan kami.

Labuan Bajo memang destinasi luar biasa.

Di kesempatan lain, masih banyak kisah sekitar labuan Bajo yang ingin saya tuturkan pada semua sahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun