Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Beberapa Kali Meninggal Namun Tetap Hidup Sehat dan Bugar

6 Juni 2020   15:38 Diperbarui: 6 Juni 2020   15:52 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilsutrasi desktopbackground.com

Justru, pihak yang melakukan fitnah, adalah pihak yang perlu dikasihani. Pihak yang patut untuk mendapat perhatian lebih. Mengapa? Karena, kerugian yang dia derita tidak berbanding dari apa yang dia peroleh dari membuat fitnah pihak korban.

Disadari atau tidak, sang pelaku telah berbuat kejahatan yang nilainya lebih besar dari pembunuhan. Plus bonus, menanggung segala dosa pihak korban, yang menjadi obyek fitnah yang dia lakukan.

Jika demikian kondisinya. Maka, selayaknya kita memberi "warning" pada semua sahabat kita. Bagaimana agar tidak menjadi pihak yang melakukan kejahatan yang nilainya lebih besar daripada pembunuhan.

Sebab dari semua masalah itu, akarnya, karena kita menerima informasi tanpa dilakukan cros chek terlebih dahulu. Dengan, begitu saja kita meyakini, berita yang kita terima, sebagai sesuatu yang valid dan layak untuk dipercaya. Bahkan, diyakini dengan sepenuh yakin.

Padahal, Allah sebagai dzat yang Maha Kasih telah memberikan rambu-rambu itu, agar kita tidak terjerumus pada perilaku yang kejahatannya lebih besar daripada pembunuhan. Apakah perilaku yang buat itu sadar atau tidak sadar dilakukan.

Tanda bukti Kasih dan Sayang Allah itu, dapat kita baca pada ayatNya :"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya (klarifikasi dan verifikasi), agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat: 6).

So. Mari kawan, cerdaslah. Jika ada berita yang sampai. Apakah itu dari sahabat, Medsos, WA, youtube atau bahkan dari orang terdekat sekalipun, suami atau isteri atau anak yang paling kita sayangi. Jangan langsung percaya. Selidiki dulu kebenarannya, klarifikasi dan verifikasi. Agar kita terhindar dari fitnah yang ditimbulkannya.

Gagal memverifikasi dan klarifikasi. Maka, pintu kejahatan yang nilainya lebih besar dari pembunuhan, terbuka lebar di hadapan kita.
Saya tak ingin sahabat tergelincir ke dalamnya.
.
Wallahu A'laam.

Sumber ilsutrasi desktopbackground.com
Sumber ilsutrasi desktopbackground.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun