Justru, pihak yang melakukan fitnah, adalah pihak yang perlu dikasihani. Pihak yang patut untuk mendapat perhatian lebih. Mengapa? Karena, kerugian yang dia derita tidak berbanding dari apa yang dia peroleh dari membuat fitnah pihak korban.
Disadari atau tidak, sang pelaku telah berbuat kejahatan yang nilainya lebih besar dari pembunuhan. Plus bonus, menanggung segala dosa pihak korban, yang menjadi obyek fitnah yang dia lakukan.
Jika demikian kondisinya. Maka, selayaknya kita memberi "warning" pada semua sahabat kita. Bagaimana agar tidak menjadi pihak yang melakukan kejahatan yang nilainya lebih besar daripada pembunuhan.
Sebab dari semua masalah itu, akarnya, karena kita menerima informasi tanpa dilakukan cros chek terlebih dahulu. Dengan, begitu saja kita meyakini, berita yang kita terima, sebagai sesuatu yang valid dan layak untuk dipercaya. Bahkan, diyakini dengan sepenuh yakin.
Padahal, Allah sebagai dzat yang Maha Kasih telah memberikan rambu-rambu itu, agar kita tidak terjerumus pada perilaku yang kejahatannya lebih besar daripada pembunuhan. Apakah perilaku yang buat itu sadar atau tidak sadar dilakukan.
Tanda bukti Kasih dan Sayang Allah itu, dapat kita baca pada ayatNya :"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya (klarifikasi dan verifikasi), agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat: 6).
So. Mari kawan, cerdaslah. Jika ada berita yang sampai. Apakah itu dari sahabat, Medsos, WA, youtube atau bahkan dari orang terdekat sekalipun, suami atau isteri atau anak yang paling kita sayangi. Jangan langsung percaya. Selidiki dulu kebenarannya, klarifikasi dan verifikasi. Agar kita terhindar dari fitnah yang ditimbulkannya.
Gagal memverifikasi dan klarifikasi. Maka, pintu kejahatan yang nilainya lebih besar dari pembunuhan, terbuka lebar di hadapan kita.
Saya tak ingin sahabat tergelincir ke dalamnya.
.
Wallahu A'laam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H