Jawab dari semua pertanyaan di atas. Karena, Allah sayang padanya.
Mengapa derita kita simpulkan sebagai bentuk kasih sayang Allah?
Karena, Allah ingin segera kita bersih dari dosa. Seperti Ratih ingin Rudi segera bersih dari keringat dan bau.
Analoginya, demikian kawan.
Jika, misalnya, hanya dengan berdo'a normal, dibutuhkan waktu dua bulan untuk mengampuni dosa kita. Maka, dengan musibah, derita dan keletihan. Dalam waktu lima hari kita sudah bersih dari segala dosa.
Syaratnya, ketika derita datang, bersihkan pikiran negative tentang Allah, ambil wudhu, lakukan sholat toubat, perbanyak mohon ampunan dosa dengan istighfar. Maka, ketika ampunan Allah telah diberikan Nya pada kita. Di saat itu, derita berganti dengan nikmat.
"Tidaklah seseorang Muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya." (HR Bukhari: 5641).
So, jangan pikirkan, apapun derita yang kita alami, selalu linier dengan kesalahan yang kita lakukan. Jangan berpikir setiap musibah, selalu linier dengan prilaku kita sebelumnya. Bisa jadi, semua derita dan musibah yang menimpa. Adalah cara Allah ingin dengan cepat mengangkat derajat kita ke posisi yang lebih tinggi lagi.
.
Wallahu A'laam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H